Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timur Tengah Kian Membara

Kompas.com - 01/03/2011, 08:50 WIB

MUSKAT, KOMPAS.com — Gelombang demonstrasi antipemerintah terus melanda dunia Arab, menuntut pergantian rezim yang sudah puluhan tahun menerapkan pemerintahan tangan besi. Berbagai cara yang ditempuh pemerintah untuk meredakan kemarahan rakyat seolah tak mempan.

Para demonstran di kota Sohar, 200 kilometer sebelah barat laut ibu kota Muskat, Oman, membakar supermarket dan berkumpul di beberapa titik di kota itu pada hari ketiga protes, Senin (28/2/2011). Ratusan pemrotes itu menuntut kenaikan gaji, lapangan pekerjaan bagi penganggur muda, dan pergantian beberapa menteri.

Mereka seolah tak peduli dengan langkah Sultan Qaboos bin Said mengganti enam menteri sehari sebelumnya serta menjanjikan 50.000 lowongan pegawai negeri dan santunan bulanan sebesar 150 riyal Oman (sekitar Rp 3,4 juta) bagi pencari kerja yang masih menganggur.

Aparat keamanan menutup semua akses ke Sohar untuk membatasi ruang gerak demonstran dan mencegah aksi meluas ke bagian lain Oman. Satu orang tewas setelah polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran, Minggu.

Di Yaman, pihak oposisi menegaskan tak mau bergabung dengan pemerintahan persatuan yang ditawarkan Presiden Ali Abdullah Saleh. ”Oposisi memutuskan mendukung tuntutan rakyat untuk menjatuhkan rezim dan kami tak akan mundur,” kata Mohammed al-Sabry, juru bicara koalisi partai oposisi Yaman.

Demonstran terus menggelar aksi di seluruh Yaman meski Presiden Saleh sudah menyatakan tak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu mendatang. Sebanyak 24 orang tewas dalam bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran dalam dua pekan terakhir.

Di Manama, Bahrain, massa antipemerintah memblokade pintu masuk gedung parlemen dan menduduki halaman gedung stasiun televisi pemerintah. Massa, yang mayoritas dari golongan Syiah, menentang diskriminasi oleh monarki yang beraliran Sunni.

Mengundurkan diri

Di Tunisia, tempat gelombang revolusi Arab berawal, Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi mengundurkan diri, Minggu, sehari setelah tiga orang tewas dalam aksi demonstrasi. ”Saya mengundurkan diri hari ini karena saya tak mau menjadi orang yang mengambil keputusan yang bisa menyebabkan jatuhnya korban,” kata Ghannouchi, yang digantikan mantan Menteri Luar Negeri Beji Caid Essebsi.

Aksi demonstrasi juga mulai digalang di Arab Saudi dan Kuwait.

Pemimpin redaksi harian Al Quds Arabi di Kairo, Mesir, Abdul Bari Athwan, mengatakan, AS dan Barat menghendaki perubahan di Timur Tengah hanya di permukaan. AS punya dua tujuan, yakni memastikan pasokan minyak murah ke Barat dan menjaga agar Israel tetap sebagai negara kuat di kawasan itu.(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com