Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Keamanan Tinggalkan Khadafy

Kompas.com - 28/02/2011, 11:50 WIB

Dia punya pilihan kata kasar untuk para diplomat Libya yang telah berpaling dari ayahnya. Ia menyebut mereka "munafik". "Jika Anda kuat, mereka mencintai Anda. Jika tidak, mereka mengucapkan selamat tinggal. Itu bagus. Kami menyingkirkan mereka," katanya kepada Amanpour.

Sementara itu seorang perawat Khadafy telah pulang ke Ukraina. Galyna Kolotnytska menjadi terkenal November lalu setelah WikiLeaks merilis sebuah kawat dari Kedutaan Besar AS di Tripoli yang menggambarkan ketergantungan Khadafy pada perempuan itu, yang digambarkan sebagai "si pirang yang seksi". Putri Kolotnytska mengatakan kepada CNN, Minggu, ibunya telah kembali tetapi tidak mau berkomentar.

Warga Tunisia di perbatasan Libya melambaikan bendera Libya dari era pra-Khadafy dalam mendukung oposisi saat puluhan ribu orang menyeberang ke negara itu, yang telah memicu serangkaian pemberontakan di dunia Arab.

Sekitar 100.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan di Libya minggu lalu, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.  

CNN menyaksikan tentara Tunisia, badan amal, dan warga biasa Tunisia berusaha membantu warga Libya di perbatasan. Para pengungsi mengatakan, warga Tunisia menawarkan makanan, air, dan telepon. Pemerintah Tunisia pada Sabtu melaporkan, sekitar 40.000 orang telah menyeberangi perbatasannya sejak  20 Pebruari, sementara Mesir melaporkan 55.000 orang telah menyeberang sejak 19 Februari, kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, Minggu. Para pengungsi termasuk warga Tunisia, Mesir, Libya, dan negara-negara Asia.

Sekitar 10.000 orang melarikan diri dari Libya ke Tunisia, Sabtu, kata Bulan Sabit Merah. "Sangat besar jumlah orang yang berkumpul di daerah tak bertuan di antara Libya dan Tunisia dalam kondisi sangat dingin. Orang-orang berdiri dalam antrean selama enam jam tanpa makanan, air, atau akses ke sanitasi," kata juru bicara Bulan Sabit Merah, Joe Lowry, kepada CNN, Minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com