Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Hasut Warga Korut

Kompas.com - 28/02/2011, 04:12 WIB

Seoul, Minggu - Pemerintah Korea Utara berang menghadapi perang psikologis yang dilancarkan militer negara seterunya, Korea Selatan. Dalam beberapa hari terakhir militer Korsel gencar menerbangkan ribuan selebaran berisi ”hasutan” agar rakyat negeri komunis itu berani melawan.

Selebaran berisikan, antara lain, kisah sukses aksi rakyat yang berhasil menggulingkan rezim pemerintahan di Mesir dan Tunisia.

Bukan hanya selebaran, keranjang-keranjang berisi beras, obat-obatan, dan selembar uang pecahan satu dollar AS juga ikut diterbangkan bersama balon pembawa selebaran.

Pyongyang berang. Hari Minggu (27/2), militer Korut mengancam akan menembak siapa saja yang kedapatan menerbangkan ”hasutan” itu di mana saja. Ancaman disampaikan melalui kantor berita resmi Korut.

Kawasan wisata Imjingak biasanya menjadi lokasi strategis melancarkan taktik propaganda itu. Imjingak adalah daerah tujuan wisata yang berada di sebelah selatan kampung perbatasan kedua negara, Panmunjom.

Perang propaganda menjadi salah satu pilihan untuk menyerang rezim berkuasa di Korut. Negara ini menerapkan kebijakan yang mengekang ketat arus informasi dari luar. Saluran telepon seluler pun masih sangat terbatas di Korut.

Pemerintah komunis Korut menerapkan kebijakan yang mengharuskan rakyat mendaftarkan pesawat televisi dan radio. Pesawat-pesawat televisi dan radio itu pun disegel sedemikian rupa sehingga komponen pencari saluran hanya bisa menangkap saluran resmi pemerintah.

Pesimistis

Sejumlah kalangan di luar Korut pesimistis ”kisah-kisah sukses” di Timur Tengah bisa menginspirasi mereka melakukan hal serupa. Pemimpin Korut, Kim Jong Il, telah membentuk pasukan khusus untuk mencari dan menyelidiki bibit-bibit perlawanan untuk ditumpas.

Namun, surat kabar bertiras terbesar di Korsel, Chosun Ilbo, Kamis pekan lalu, melaporkan, beberapa aksi perlawanan oleh sejumlah kecil rakyat Korut terjadi pekan lalu di sejumlah daerah, seperti di Jongju, Yongchon, dan Sonchon. Ketiga daerah itu berada di utara Provinsi Pyongan, Korut.

Mereka memprotes kelaparan dan kelangkaan listrik. Protes terjadi ketika sejumlah orang berteriak-teriak dengan menggunakan kertas surat kabar yang dibentuk sebagai pengeras suara. Mereka meminta pemerintah memberi mereka beras dan listrik.

”Awalnya cuma ada satu-dua orang, lama-kelamaan banyak orang lalu keluar dari rumah dan ikut meneriakkan tuntutan serupa. Beberapa waktu kemudian sejumlah polisi rahasia Korut datang dan mencoba menyelidiki kejadian itu,” ujar seorang sumber di Korut yang dikutip Chosun Ilbo.

Sang sumber kemudian menceritakan, para anggota polisi rahasia itu gagal mendapat informasi terkait peristiwa tersebut. Tak ada seorang warga pun yang bersedia memberi tahu. ”Kalau peristiwa seperti itu terjadi pada masa lalu, orang biasanya saling mengadukan tetangga kepada aparat keamanan. Sekarang mereka saling melindungi satu sama lain,” ujar sumber tersebut.

Walau sulit dan nyaris mustahil, bukan tidak mungkin bibit perlawanan rakyat Korut bangkit dan meniru aksi rekan yang tertindas di negara-negara seperti Mesir, Tunisia, atau Libya. Warga Korut sejak lama kelaparan dan mengalami tekanan luar biasa dari rezim otoriter komunis.(YONHAP/STRAIT TIMES/ BBC/AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com