Selebaran berisikan, antara lain, kisah sukses aksi rakyat yang berhasil menggulingkan rezim pemerintahan di Mesir dan Tunisia.
Bukan hanya selebaran, keranjang-keranjang berisi beras, obat-obatan, dan selembar uang pecahan satu dollar AS juga ikut diterbangkan bersama balon pembawa selebaran.
Pyongyang berang. Hari Minggu (27/2), militer Korut mengancam akan menembak siapa saja yang kedapatan menerbangkan ”hasutan” itu di mana saja. Ancaman disampaikan melalui kantor berita resmi Korut.
Kawasan wisata Imjingak biasanya menjadi lokasi strategis melancarkan taktik propaganda itu. Imjingak adalah daerah tujuan wisata yang berada di sebelah selatan kampung perbatasan kedua negara, Panmunjom.
Perang propaganda menjadi salah satu pilihan untuk menyerang rezim berkuasa di Korut. Negara ini menerapkan kebijakan yang mengekang ketat arus informasi dari luar. Saluran telepon seluler pun masih sangat terbatas di Korut.
Pemerintah komunis Korut menerapkan kebijakan yang mengharuskan rakyat mendaftarkan pesawat televisi dan radio. Pesawat-pesawat televisi dan radio itu pun disegel sedemikian rupa sehingga komponen pencari saluran hanya bisa menangkap saluran resmi pemerintah.
Sejumlah kalangan di luar Korut pesimistis ”kisah-kisah sukses” di Timur Tengah bisa menginspirasi mereka melakukan hal serupa. Pemimpin Korut, Kim Jong Il, telah membentuk pasukan khusus untuk mencari dan menyelidiki bibit-bibit perlawanan untuk ditumpas.
Namun, surat kabar bertiras terbesar di Korsel, Chosun Ilbo, Kamis pekan lalu, melaporkan, beberapa aksi perlawanan oleh sejumlah kecil rakyat Korut terjadi pekan lalu di sejumlah daerah, seperti di Jongju, Yongchon, dan Sonchon. Ketiga daerah itu berada di utara Provinsi Pyongan, Korut.