Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Ambil Alih Fungsi Pemerintahan

Kompas.com - 28/02/2011, 04:09 WIB

Musthafa Abd Rahman

Kehidupan di wilayah Libya timur, seperti kota Benghazi, Tobruk, Bayda, dan Darna, belum pulih. Sebagian besar toko belum buka sejak gerakan antirezim Moammar Khadafy meletus pada 17 Februari lalu.

Namun, keamanan relatif lebih baik setelah rakyat di wilayah timur menangani langsung urusan keamanan dan kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat dilakukan setelah mereka berhasil mengusir loyalis rezim Khadafy dari wilayah tersebut.

Seorang warga Mesir bernama Mahmud Farjamil (24) di pintu gerbang Sallum mengungkapkan, sebagian besar rakyat Libya timur sudah memegang senjata dan mendirikan pos-pos pemeriksaan di kota atau desa mereka.

Farjamil, yang bekerja di restoran di kota Benghazi, sebelum pulang ke Mesir mengatakan, ”Sejak meletus protes massal, kehidupan di Benghazi praktis lumpuh. Restoran tempat saya bekerja tutup. Tidak ada pekerjaan lagi di kota Benghazi. Keamanan masih belum menentu. Saya memutuskan pulang ke Mesir saja.”

Komite rakyat bersenjata yang dibentuk di Benghazi dan kota-kota lain di Libya timur sangat membantu menciptakan keamanan. ”Dalam perjalanan pulang dari Benghazi ke perbatasan Libya-Mesir, saya harus melalui pos-pos pemeriksaan komite itu. Namun, mereka sangat ramah dan kadang memberi kami minuman,” ungkapnya lagi.

Seorang warga Mesir lain bernama Tareq (32), yang sudah bekerja selama 10 tahun di kota Tobruk, mengungkapkan, kehidupan di Tobruk masih belum pulih. ”Hanya sebagian toko yang buka. Kantor-kantor pemerintahan lumpuh. Saya memilih pulang ke Mesir dan kembali jika keadaan sudah aman,” kata Tareq.

Warga Sudan bernama Samir (29), yang bekerja sebagai mekanik mobil di kota Darna, mengatakan, kehidupan kota Darna belum pulih meskipun sudah dikuasai rakyat. ”Darna tenang, tetapi penduduk tetap waspada hingga rezim Khadafy tumbang,” ungkap Samir.

Khadafy tak berdaya

Menurut dia, rezim Khadafy tidak bisa lagi menguasai kota Darna dan wilayah Libya timur karena penduduk sudah mempersenjatai diri. Samir menegaskan, perang saudara dahsyat akan meledak di Libya timur apabila Khadafy mencoba lagi menguasai wilayah tersebut.

Diberitakan, kota Benghazi membentuk dewan otoritas lokal untuk memulihkan keamanan dan kehidupan ekonomi di kota terbesar kedua di Libya itu. Benghazi jatuh ke tangan rakyat dari cengkeraman rezim Khadafy sejak 19 Februari lalu.

Salah seorang tokoh oposisi Libya, Mahmud Shamam, kepada televisi Al-Jazeera mengungkapkan, dewan otoritas lokal terdiri atas para teknokrat yang akan menangani urusan pendidikan, kesehatan, transportasi, pengadaan air, dan listrik.

Dewan otoritas lokal di Benghazi itu akan dipimpin mantan tahanan politik, Salah Ghazali. Adapun dewan otoritas lokal kota Bayda akan dipimpin Menteri Kehakiman Libya yang baru mengundurkan diri, Mustafa Abdel Jalil. Dewan otoritas lokal akan dibentuk pula di Zawiyah dan Misratah yang terletak dekat kota Tripoli.

Televisi Al-Jazeera hari Sabtu (26/2) juga memberitakan, Abdel Jalil sedang mempersiapkan pembentukan dewan nasional transisi yang mencakup seluruh wilayah di Libya. Ini akan menjadi embrio pemerintahan baru di seluruh Libya jika rezim Khadafy tumbang.

Menurut Abdel Jalil, markas dewan nasional transisi itu akan berbasis di kota Benghazi. Dewan akan menyiapkan pemilu agar rakyat bisa memilih langsung pemimpin mereka secara demokratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com