Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Kaum Revolusioner

Kompas.com - 25/02/2011, 05:42 WIB

Oleh Musthafa Abd Rahman

Melukiskan situasi dunia Arab saat ini ibarat wilayah yang sedang dihantam gempa dahsyat. Gempa itu bukan karena amarah alam, tetapi amarah kaum mudanya. Maka, bukan bumi yang retak akibat gempa itu, melainkan sistem politik dan ekonominya yang kini mulai runtuh berjatuhan.

Gelombang kemarahan kaum muda itu secara mencengangkan berhasil mengempas barisan rezim diktator di kawasan itu. Mulai dari tumbangnya rezim Ben Ali di Tunisia, lalu jatuhnya rezim Mubarak di Mesir, dan kini rezim Khadafy di Libya di ambang keruntuhan pula. Kemarahan kaum muda itu kini juga mengancam rezim diktator di Yaman, Aljazair, dan bahkan sistem monarki mutlak di Maroko, Jordania, dan Bahrain. Para pengunjuk rasa di Maroko, Jordania, dan Bahrain menuntut penerapan sistem monarki konstitusional seperti di Inggris, di mana kekuasaan berada di tangan parlemen.

Semua itu terjadi dalam waktu yang sangat cepat, yakni dalam kurun waktu sekitar dua bulan.

Mengapa amarah kaum muda Arab itu bergulir sangat cepat? Persoalan di dunia Arab sudah sangat akumulatif yang terkait satu sama lain, mulai dari isu politik, sosial, budaya, ekonomi, hingga keamanan.

Persoalan yang menumpuk itu sesungguhnya bukan tercipta pada era rezim diktator yang lahir pada tahun 1950-an dan 1960-an, melainkan merupakan warisan dari era kolonial.

Ketika dunia Arab meraih kemerdekaan dari kolonial Barat, tidak serta-merta rakyat dunia Arab mengenyam kemerdekaan hakiki karena para pemimpin dunia Arab yang membawa rakyatnya bebas dari kolonial justru mempraktikkan pemerintahan diktator. Rakyat dunia Arab pun ibarat keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya.

Rakyat merasa tetap hidup terjajah. Bahkan, mereka merasa pula lebih terhina ketika hidup di bawah rezim diktator bangsa sendiri karena merasa ditipu dan diperlakukan tidak adil.

Betapa tidak, pemilu di sejumlah negara Arab yang lazimnya menjadi pintu perubahan dari satu kekuasaan ke kekuasaan lain dimanipulasi sedemikian rupa. Pula tidak ada tanda pemimpin yang sudah berkuasa puluhan tahun ingin meninggalkan kekuasaannya.

Program ekonomi yang dijalani pemerintah di banyak negara Arab gagal pula menyejahterakan rakyat dan malah mempertajan ketimpangan sosial serta menyuburkan praktik korupsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com