Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Serius Urus Nuklir

Kompas.com - 24/02/2011, 13:09 WIB
SEOUL, KOMPAS.com — Utusan nuklir Korea Selatan bertolak ke Washington, Kamis (24/2/2011), menggelar pembicaraan terkait aktivitas nuklir Korea Utara setelah China melarang publikasi laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait program itu. Program tersebut terungkap pada November lalu yang secara potensial dapat menjadi jalan bagi upaya Korut menguasai senjata nuklir, sebagai tambahan untuk persediaan plutonium mereka.     Utusan Wi Sung-Lac mengatakan kepada wartawan bahwa kunjungannya akan berfokus pada lingkup program uranium itu dalam konteks Dewan Keamanan. "Akan dibahas juga cara untuk menciptakan kondisi yang tepat guna mengembalikan pembicaraan enam pihak terkait perlucutan nuklir Korut yang telah lama terhenti," katanya seperti dikutip kantor berita Yonhap.     Wi dijadwalkan bertemu dengan rekannya di AS, Sung Kim, serta Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur, Kurt Campbell, dalam kunjungan dua harinya, menurut kementerian luar negeri. Ia juga akan menggelar pembicaraan dengan utusan khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Bosworth, dan sejumlah pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.     Pada Rabu, China yang merupakan sekutu Korut mencegah upaya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengumumkan sebuah laporan yang mengeluarkan sanksi terhadap Korut, kata para diplomat. Laporan komite tersebut menyerukan untuk penguatan implementasi mempertegas tindakan terhadap Korut yang telah melakukan pengayaan uranium, kata para diplomat itu. Laporan itu menggambarkan pengayaan uranium Korut sebagai pelanggaran baru terhadap sanksi yang diberlakukan menyusul tes percobaan atom pada 2006 dan 2009.     China mengetuai pembicaraan enam pihak yang terakhir digelar Desember 2008, dan telah mencoba untuk memulihkan pembicaraan guna meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Mereka mengatakan isu uranium tersebut harus dibahas dalam forum itu. Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi meminta agar pembicaran itu dimulai kembali dalam kunjungan dua harinya di Seoul yang dimulai Rabu.     Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak menggambarkan ambisi nuklir Pyongyang sebagai ancaman bagi perdamaian regional dan bagi keberlangsungan rezim nonproliferasi dunia. "Upaya konstan Korea Utara yang mencoba mengembangkan program nuklir tetap menjadi tantangan, tidak hanya bagi isu keamanan antar-Korea, namun juga perdamaian di Asia Timur Laut dan rezim nonproliferasi dunia," kata Myung-bak.     Ia meminta kepada Korut agar mereka meninggalkan program nuklirnya dan mengikuti China dan Vietnam untuk membuka sistem ekonomi terpusatnya, sehingga kedua Korea dapat berdamai dan membangun komunitas ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com