SEOUL, KOMPAS.com — Sejumlah warga Korea Utara memprotes pemutusan aliran listrik dan kekurangan pangan, kata sebuah surat kabar Korea Selatan, Rabu (23/2/2011). "Kami tidak bisa hidup! Berikan kami listrik! Berikan kami beras!" teriak para pemrotes, seperti diberitakan surat kabar Chosun Ilbo yang mengutip satu sumber Korea Utara.
Koran itu memberitakan, berbagai unjuk rasa terjadi di Jongju, Yongchon, dan Sonchon di Provinsi Pyongang Utara dua hari sebelum hari ulang tahun pemimpin Korut Kim Jong Il pada 16 Februari. "Pertama hanya ada satu atau dua orang, tetapi semakin lama semakin banyak orang keluar dari rumah-rumah mereka dan ikut berteriak," kata sumber itu.
Protes-protes terbuka di negara komunis yang dikendalikan dengan ketat itu jarang terjadi. Meski demikian, devaluasi mata uang pada akhir tahun 2009 dilaporkan menimbulkan kerusuhan publik. Departemen Keamanan Negara Korea Utara (Korut) menyelidiki insiden tersebut, kata surat kabar itu, tetapi menemui hambatan.
Penduduk marah karena pemerintah mengalihkan pasokan listrik dari daerah Jongju dan Yonghon ke ibu kota Pyongyang untuk menerangkan ibu kota itu dalam memperingati ulang tahun Kim, kata surat kabar itu. Harga beras juga meningkat tajam di Korut, yang mengalami kekurangan pangan serius sejak musim kemarau pada 1990-an.
Akan tetapi, para pengamat mengabaikan prospek bagi satu pemberontakan rakyat terhadap rezim itu, seperti yang terjadi di Afika Utara dan Timur Tengah. Pyongyang mengawasi ketat akses ke internet dan memblokir sumber-sumber informasi lain tentang negara-negara lain.
Namun, satu survei oleh dua pakar Amerika Serikat terhadap sekitar 1.600 pengungsi dari Korut menemukan sekitar separuh dari mereka memiliki akses ke berita-berita luar negeri atau hiburan—satu peningkatan tajam dari tahun 1990-an.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.