Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagalnya Sistem Politik Khadafy

Kompas.com - 22/02/2011, 08:17 WIB

Ditegaskan pula, rakyat Libya bisa bergerak mengambil alih kekuasaan dengan cara turun ke jalan dalam upaya menentukan masa depan politik, sosial, dan ekonomi mereka.

Sebaliknya pemerintahan Khadafy sudah memberikan peringatan keras agar pemuda Libya tidak terpengaruh dan ikut-ikutan pemuda Tunisia dan Mesir. Rezim Khadafy pun mempersiapkan sedemikian rupa dengan mempersenjatai para anggota Komite Rakyat untuk menghadapi kemungkinan terjadinya aksi massa antirezim itu.

Gerakan Komite Rakyat adalah tulang punggung dan ujung tombak pertahanan rezim Khadafy. Komite Rakyat adalah semacam partai politik yang berkuasa di Libya. Konsep politik Khadafy tidak mengakui sistem partai politik yang dianggap pengkhianat. Khadafy dalam teorinya dalam ”buku hijau” mengadopsi sistem kerakyatan dan negeri Libya disebut ”Republik Kerakyatan Libya”.

Komite Rakyat memiliki milisi bersenjata yang diperkirakan berjumlah 10.000 hingga 15.000 personel.

Namun, Komite Rakyat ternyata gagal total meredam aksi unjuk rasa antirezim Khadafy di kota-kota bagian timur, seperti Benghazi, Bayda, dan Tobruk. Bahkan, aksi unjuk rasa pemuda antirezim Khadafy mulai menjalar ke kota-kota bagian barat, seperti Masrata dan Zawiyah, dekat ibu kota Tripoli.

Sempat dipertanyakan, ke mana Komite Rakyat yang telah mendapat berbagai fasilitas dari rezim Khadafy? Dan ada pula yang mengatakan, jatuhnya korban tewas dan luka-luka dalam jumlah besar dari para pemuda pengunjuk rasa akibat tindakan milisi Komite Rakyat yang tidak profesional. Berbagai sumber menyebut, apa yang terjadi di kota Benghazi adalah pembantaian.

Milisi Komite Rakyat dituduh tidak mendapat latihan secukupnya serta kurang mendapat bekal budaya dan pendidikan yang layak dalam menghadapi aksi unjuk rasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com