Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Dubes Libya di AS Dukung Revolusi

Kompas.com - 22/02/2011, 03:23 WIB

KOMPAS.com — Sejumlah diplomat Libya di PBB mendukung gerakan revolusioner rakyat Libya untuk menjungkalkan Presiden Moamer Kadhafi.

Wakil Duta Besar Ibrahim Dabbashi mengatakan kepada CNN, Senin (21/2/2011), Kadhafi telah "mendeklarasikan perang" dengan rakyat Libya dan sedang melakukan "genosida".

Staf misi menulis surat yang menyerukan pengunduran diri Kadhafi. Demikian dikatakannya kepada New York Times. Namun, belum diketahui berapa banyak diplomat yang mengambil bagian dalam aksi tersebut.

"Ia (Kadhafi) harus turun sesegera mungkin," kata Dabbashi. "Ia harus berhenti membunuhi orang Libya."

Belum diketahui apakah Duta Besar Libya Abdurrahman Shalgham termasuk di antara kelompok pemrotes tersebut. Dabbashi mengaku tidak melihat duta besar sejak Jumat dan tidak mengetahui apakah ia berpikiran sama dengan staf misi yang lain.

Adam Tarbah, seorang sekretaris ketiga di misi PBB, mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa diplomat-diplomat itu mengambil keputusan tersebut "karena tindakan keji rezim menyerang rakyat Libya."

"Kami tahu langkah ini akan membuat keluarga kami yang kembali ke negara kami berada dalam bahaya. Namun bagaimanapun, mereka tetap dalam bahaya," kata Tarbah. Diplomat itu menunjuk pada pidato Minggu yang disampaikan putra Kadhafi, Seif Islam, yang berjanji "berperang hingga peluru terakhir".

"Ia mengobarkan perang saudara," kata Tarbah. "Itu memalukan." Diplomat-diplomat Libya di sejumlah pejuru dunia telah mengumumkan memisahkan diri dari Kadhafi.

Minggu, utusan tetap Libya untuk Liga Arab, Abdel Moneim al-Honi, menyatakan bahwa ia telah melepaskan jabatannya untuk "ikut dalam revolusi" yang sedang terjadi di negaranya.

"Saya mengajukan pengunduran diri saya sebagai protes atas aksi penindasan dan kekerasan terhadap demonstran (di Libya) dan saya bergabung dalam revolusi," kata Honi.

Ia menyampaikan pernyataan itu kepada wartawan di Kairo, yang menjadi markas Liga Arab, setelah organisasi HAM Human Rights Watch melaporkan bahwa penindasan terhadap pemrotes di Libya menewaskan sedikitnya 173 orang.

Protes anti-pemerintah terus berlangsung di Libya hingga Senin, dan bentrokan-bentrokan dikabarkan menewaskan ratusan orang. Kadhafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa.

Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com