Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Suu Kyi Mesti Minta Maaf

Kompas.com - 19/02/2011, 18:48 WIB

YANGON, KOMPAS.com — Penguasa militer Myanmar pada Sabtu (19/2/2011) menyerukan, pemimpin partai prodemokrasi Aung San Suu Kyi hendaknya minta maaf kepada publik karena mendukung sanksi-sanksi Barat yang, menurutnya, menghambat kemajuan negara. Komentar yang dimuat dalam tiga surat kabar yang dikontrol negara itu mengatakan, partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) harus memperbaiki cara mereka dan meminta maaf kepada publik atas tindakan partai melanggar kepentingan mereka dengan mengorbankan bangsa.

Komentar-komentar itu melanjutkan peringatan di harian-harian itu pada pekan lalu bahwa Suu Kyi akan menghadapi akhir yang tragis dan menyarankan junta militer tidak bersikap melunak terhadap pemenang Nobel Perdamaian itu meskipun melepaskan dia dari tujuh tahun tahanan rumah pada November lalu.

Suu Kyi pekan lalu mengatakan, ia tidak melihat alasan untuk mencabut sanksi pada saat ini dan menyerukan dialog mengenai masalah itu meskipun dia tidak mengatakan dengan siapa perundingan harus diadakan. Suu Kyi telah mendukung sanksi sebagai sarana untuk mengisolasi rezim, tetapi telah menunjukkan pendekatan yang lebih fleksibel dalam beberapa pekan terakhir.    

Para analis percaya bahwa dia menggunakan pengaruhnya di Barat sebagai pengaruh untuk membujuk para jenderal tertutup terhadap reformasi. Akan tetapi, teguran terbaru mereka menunjukkan bahwa mereka masih tidak mau bekerja sama.

Myanmar menyelenggarakan pemilihan pada November, yang pertama dalam dua dekade. Namun, hasil pemilu sebagian besar diabaikan dan tampaknya secara internasional melakukan aksi untuk membuat kegiatan demokrasi di balik melanjutkan pemerintahan otoriter oleh rezim yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com