Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museveni Masih Diunggulkan

Kompas.com - 18/02/2011, 04:40 WIB

Kampala, Kamis - Rakyat Uganda akan memilih kepala negara dan wakil mereka di parlemen untuk lima tahun ke depan, Jumat (18/2) ini. Presiden petahana Yoweri Museveni tetap diunggulkan untuk mempertahankan jabatannya yang telah dikuasai selama 25 tahun terakhir.

”Hasil pemilu sudah bisa diumumkan dalam 24 jam. Hasil final untuk pemilihan presiden akan di- umumkan pada 20 Februari,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum Badru Kiggundu di ibu kota Kampala, Kamis (17/2).

Museveni yang menang telak dalam tiga pemilu sebelumnya kali ini ditantang oleh tujuh kandidat presiden lain. Pada hari terakhir kampanye, Rabu, Museveni dan pesaing terberatnya, Kizza Besigye, mendesak pemilih untuk mendatangi tempat pemungutan suara.

Sejak awal pekan, polisi dan tentara dikerahkan di seluruh negeri, terutama di wilayah urban yang dikenal pendukung kuat oposisi. ”Pengerahan polisi dan tentara dilakukan untuk menurunkan semangat pendukung kami. Namun, saya meminta semua tetap datang untuk memilih,” ujar Besigye.

Besigye, pemimpin veteran oposisi, memperkirakan akan merebut 60 persen suara. Pria yang untuk ketiga kalinya menantang Museveni dalam pemilu ini memperingatkan, protes massa seperti di Mesir akan terjadi bila terjadi kecurangan yang menguntungkan kubu penguasa.

Namun, Museveni yang mengklaim partainya didukung oleh sedikitnya 84 persen penduduk menyebut ancaman kubu oposisi sebagai lelucon.

”Kami tidak akan membiarkan aksi anarki merusak negara ini. Setiap kerusuhan akan ditindak tegas,” ujarnya.

”Tak akan ada revolusi ala Mesir. Tidak ada seorang pun bisa merebut kekuasaan secara inkonstitusional,” ia menegaskan.

Museveni menyangkal tuduhan oposisi bahwa dirinya memakai uang negara untuk menyuap pemilih. Dia juga berkeras tetap menjadi pilihan terbaik meski sudah 25 tahun berkuasa.

”Dalam lima tahun mendatang Uganda akan menjadi negara dengan penghasilan menengah. Saya tak akan membiarkan Besigye dan pengikutnya merusak rencana itu,” ujar Museveni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com