Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sabatin Ingin Pulang

Kompas.com - 14/02/2011, 16:17 WIB

ZAMBOANGA, KOMPAS.com - Kelompok komunis Filipina, Senin (14/2/2011) menyekap seorang polisi sebagai tawanan perang bahkan pada saat mereka mengumumkan gencatan senjata menjelang perundingan-perundingan bertujuan mengakhiri pemberontakan berpuluh tahun.    

Tentara Rakyat Baru (NPA) yang berkekuatan 4.700 personil menyiarkan foto-foto dan sebuah audio klip yang diduga Jorge Sabatin, yang mereka katakan sedang disandera setelah satu serangan terhadap sebuah pos terluar polisi Filipina selatan pada awal bulan ini. "Tolong bantu saya dalam situasi yang sulit saya sekarang dan berusaha agar saya segera dibebaskan," kata Sabatin, menurut klip itu.    

"Tolong hentikan operasi (polisi dan serangan militer) sehingga mereka bisa cepat melepaskan saya," kata Sabatin lagi.    

Juru bicara polisi nasional, Inspektur Kepala Agrimero Cruz membenarkan bahwa Sabatin hilang setelah serangan 1 Februari. "Ada negosiasi sekarang untuk pembebasannya dan saya tidak dapat berkomentar apapun lebih lanjut," kata Cruz kepada AFP.    

Namun, kepolisian nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan tentara dikirim untuk menyelamatkan Sabatin. Kelompok ini dikira unit polisi komando yang ditugasi menghadapi tentara NPA pada Jumat, dan memicu bentrokan yang menyebabkan kematian seorang tentara dan melukai tiga orang lainnya.    

Roel Agustin, seorang juru bicara NPA di selatan, kata Sabatin akan dibebaskan jika investigasi mereka menunjukkan dia tidak melakukan pelanggaran terhadap gerakan revolusioner dan masyarakat. NPA diketahui memiliki pengadilan sendiri. Kemudian, para "tawanan perang" pada umumnya dibebaskan.    

Sementara itu, para pemberontak menyatakan gencatan senjata sepihak pada Senin, bertepatan dengan enam hari perundingan damai dengan pemerintah yang dimulai di Norwegia pada Selasa. "Perintah gencatan senjata seluruh diterbitkan atas dasar kemanusiaan dan sebagai tindakan baik untuk memungkinkan para komando, satuan dan personel ... untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap perundingan perdamaian," kata pernyataan pemberontak.    

Pembicaraan akan menjadi pertemuan pertama antara kedua pihak dalam tempo enam tahun.

Pemerintahan Presiden Benigno Aquino, yang berkuasa delapan bulan lalu, mengatakan bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan 42 tahun pada 2014. Pemerintah mengatakan pekan lalu, pihaknya juga diharapkan untuk menyatakan gencatan senjata selama pembicaraan berlangsung.    

Ribuan orang telah tewas dalam seluruh pemberontakan itu, yang berlanjut sampai hari ini terutama di daerah-daerah pedesaan yang miskin.    

Analis keamanan Boogie Mendoza dari Institut Filipina untuk Perdamaian dan Riset Terorisme mengatakan, penangkapan Sabatin adalah sebuah tawaran untuk meningkatkan publisitas dan kemungkinan tidak akan mempengaruhi pembicaraan damai. "Penculikan petugas NPA yang strategis dimaksudkan terutama untuk memaksimalkan propaganda," kata Mendoza.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com