Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aljazair, Yaman Goyang

Kompas.com - 14/02/2011, 04:30 WIB

Algiers, Minggu - Ribuan warga Aljazair hari Sabtu (12/2) menentang peringatan pemerintah dan turun ke jalan di lapangan di tengah ibu kota Algiers. Mereka menuntut reformasi demokrasi, sehari setelah demonstrasi massal menggulingkan penguasa Mesir.

Warga dikelilingi ratusan polisi antihuru-hara, sebagian di antaranya membawa senjata otomatis selain pentungan dan perisai. Mereka juga melambai-lambaikan spanduk besar bertuliskan ”Rezim, keluar” dan menyerukan slogan yang dipinjam dari pemrotes massal di Tunis dan Kairo, yang telah menggulingkan pemimpin Tunisia dan Mesir itu.

Namun, puluhan ribu polisi dikerahkan untuk mencegah mereka melakukan unjuk rasa sejauh 4 kilometer yang direncanakan mulai dari Lapangan 1 Mei ke Lapangan Syuhada.

Demonstran menyerukan, ”Tolak negara polisi!” dan membawa spanduk bertuliskan, ”Kembalikan Aljazair kepada kami”. Namun, mereka bentrok dengan polisi.

Aljazair sejak lama dikuasai pemerintahan yang represif. Warga menderita kemiskinan yang meluas dan angka penganggur tinggi. Hal ini mengobarkan pemberontakan rakyat yang menggulingkan pemimpin dua negara Afrika Utara lainnya.

Presiden Mesir Hosni Mubarak dipaksa mengundurkan diri hari Jumat setelah 30 tahun berkuasa. Sementara sebuah ”revolusi rakyat” di Tunisia, tetangga Aljazair di sebelah timur, memaksa otokrat Zine al-Abidine Ben Ali mengasingkan diri pada 14 Januari.

Demonstran di Algiers itu termasuk pemimpin oposisi RCD, Said Sadi, dan mantan musuhnya Ali Belhadj, mantan pemimpin Front Pembebasan Islam yang kini dilarang.

Negara ini dipimpin Presiden Abdelaziz Bouteflika yang berkuasa sejak merdeka dari Perancis tahun 1962.

Pukuli demonstran

Dari Sana’a dikabarkan bahwa polisi Yaman hari Sabtu memukuli demonstran antipemerintah dengan pentungan. Demonstran itu sedang merayakan pengunduran diri Mubarak dan menuntut pengunduran diri presiden mereka.

Tindakan keras itu mencerminkan upaya untuk melemahkan sebuah gerakan protes. Warga mencoba mendapatkan momentum baru dari perkembangan di Mesir.

Ratusan demonstran mencoba mencapai Kedutaan Besar Mesir di Sana’a, ibu kota Yaman, hari Sabtu. Namun, pasukan keamanan mendorong balik mereka. Bus-bus membawa para anggota partai yang berkuasa, dilengkapi dengan tenda, makanan, dan air, ke alun-alun kota itu untuk mencegah upaya demonstran berkumpul di sana.

Sekitar 5.000 petugas keamanan dan pendukung pemerintah berkumpul di Lapangan Sana’a, yang seperti di Kairo juga berarti Lapangan Pembebasan.

(AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com