Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Lebih Akbar Ancam Militer Mesir

Kompas.com - 13/02/2011, 03:20 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Kaum muda revolusioner Mesir membentuk dewan rakyat untuk mempertahankan revolusi dan berbicara dengan dewan militer yang sekarang memimpin Mesir. Mereka mengancam demonstrasi lebih akbar lagi jika militer gagal memenuhi tuntutan rakyat.

"Tujuan Dewan Pengawas ini adalah untuk mengadakan pembicaraan dengan Dewan Tinggi Militer dan untuk membawa revolusi ke depan melalui tahap transisi," kata Khaled Abdel Qader Ouda, seorang akademikus, kepada wartawan di Alun-alun Tahrir, Kairo, Sabtu (12/2/2011).

"Dewan akan memiliki wewenang untuk menyerukan demonstrasi atau membatalkannya, tergantung pada bagaimana situasi berkembang," tuturnya. Ouda mengatakan, dewan itu akan menyerukan kedatangan massa pada Jumat depan untuk merayakan keberhasilan revolusi.

Dewan akan memiliki sekitar 20 anggota, termasuk para tokoh demonstran dan para pemimpin dari seluruh spektrum politik. Kontak-kontak masih berlangsung untuk memeriksa apakah anggota-anggota yang prospektif sudah siap untuk bergabung.

Safwat Hegazi, seorang pemimpin demonstrasi yang aktif, mengatakan, revolusi itu akan terus berlangsung hingga keinginannya dipenuhi.

"Jika militer tidak memenuhi permintaan kami, maka demonstrasi kami dan ukurannya akan kembali lebih kuat. Pekan depan adalah unjuk rasa yang sangat penting," katanya. "Kami memberikan kesempatan kepada militer untuk memenuhi tuntutan rakyat."

Ia telah mendaftar pemintaan-permintaan paling mendesak, seperti pembebasan tahanan politik dengan segera, pencabutan undang-undang darurat, dan pengurangan aparat keamanan negara yang dikelola oleh kementerian dalam negeri.

"Dewan militer harus menyampaikan kerangka waktu yang pantas untuk memenuhi permintaan itu," kata Hegazi.

Seperti dilaporkan, Presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan kepada Komando Tinggi Militer yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hussein Tantawi, setelah digempur demonstrasi selama 18 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com