Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militan Pakistan Ledakkan Rel Kereta Api

Kompas.com - 11/02/2011, 14:11 WIB

KARACHI, KOMPAS.com — Gerilyawan meledakkan rel-rel kereta api di empat lokasi di Provinsi Sindh, Pakistan selatan, Jumat (11/2/2011)pagi, sehingga menghentikan pelayanan alat transportasi itu, kata para pejabat.

Tidak ada korban ketika bom-bom berkekuatan rendah itu merusak rel-rel kereta api di dekat Distrik Karachi, Hyderabad, Nawabshah dan Mehrabpur, dalam apa yang tampaknya merupakan serangan-serangan terkoordinasi, kata para pejabat kereta api dan polisi.

"Dua bom berkekuatan rendah yang diletakkan di bagian atas dan bawah rel-rel kereta api meledak dekat Karachi, Jumat pagi, menimbulkan kerusakan pada rel-rel  tersebut," kata perwira senior polisi, Chaudhry Asad, kepada AFP. Pelayanan kereta api dihentikan dan perbaikan sedang dilakukan, katanya. Sekitar 30 menit kemudian, sebanyak dua ledakan merusak rel-rel kereta api dekat kota Hyderabad, kata pejabat Pakistan Railways, Aftab Memon.

Dua ledakan lagi di rel-rel kereta api dilaporkan  terjadi di Distrik Nawabshah dan dua lainnya di daerah Mehrabur, Provinsi Sindh. Pejabat Kementerian Dalam Negeri, Sharfuddin Memon, menuduh pihak gerilyawan melakukan serangan-serangan itu. "Serangan-serangan ini ada kaitannya dengan situasi di Pakistan barat laut dan tujuannya adalah jaringan-jaringan komunikasi serta menciptakan kepanikan di kalangan penduduk," katanya.

Pakistan dilanda serangan hampir setiap hari, yang dituduh dilakukan gerilyawan Taliban dan kelompok yang punya hubungan dengan Al Qaeda yang paling aktif di daerah suku yang kacau di Pakistan barat laut di perbatasan dengan Afganistan. Seorang remaja, yang jadi pengebom bunuh diri, membunuh 31 calon tentara Pakistan di lapangan parade, Kamis. Itu merupakan serangan, menurut Taliban, untuk membalas serangan pesawat Amerika Serikat dan tindakan-tindakan ofensif militer lokal. Akan tetapi, serangan-serangan oleh kelompok garis keras terhadap prasarana seperti kereta api relatif jarang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com