Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mohamed ElBaradei: Mesir Akan "Meledak"

Kompas.com - 11/02/2011, 09:24 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Pemimpin utama oposisi Mesir, Mohamed ElBaradei, memperingatkan potensi kerusuhan dan kekerasan di negeri itu setelah Presiden Hosni Mubarak, Kamis (10/2/2011) malam, mengumumkan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri sebelum pemilihan umum pada September mendatang.

"Mubarak berjudi dengan negaranya dengan tetap berkuasa," kata ElBaradei sebagaimana dikutip CNN. Dia mengulangi pesannya di akun Twitter, "Mesir akan meledak. Tentara harus menyelamatkan negara ini sekarang."

Bentrokan antara rakyat dan tentara, yang secara tradisional diyakini rakyat Mesir berpihak kepada mereka, akan sangat menghancurkan, kata ElBaradei, pemenang Nobel Perdamaian dan mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional. Pandangan ElBaradei berubah jam sebelumnya, ketika rakyat Mesir, termasuk ribuan orang di Alun-alun Tahrir, Kairo, berharap Mubarak mundur ketimbang mendelegasikan kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman.

Perubahan terbaru itu menggagalkan tuntutan para pemimpin oposisi atau mereka yang telah berunjuk rasa di Alun-alun Tahrir selama lebih dari dua minggu. Satu protes massa lain akan direncanakan lagi Jumat ini, setelah shalat Jumat.

"Mubarak hanyalah salah satu bagian dari rezim ini," kata aktivis hak asasi manusia dan demonstran di Alun-alun Tahrir, Gigi Ibrahim, kepada CNN. "Orang-orang sudah berada di sini selama 17 hari dan mereka bukan untuk (mendukung) Suleiman. Mubarak telah kehilangan semua legitimasinya dan sekarang penyerahan kekuasaannya kepada wakil presiden tidak sah sebagaiman juga dengan kekuasaan Mubarak," kata Ibrahim.

ElBaradei mengatakan kepada CNN, rakyat Mesir tidak akan menerima perubahan terbaru itu. "Suleiman dianggap sebagai perpanjangan tangan Mubarak. Mereka kembar. Tak satu pun dari mereka diterima oleh rakyat. Demi negara Mesir, mereka harus pergi," ujarnya. ElBaradei mengatakan, sebuah dewan pemimpin dan pemerintah sementara harus memimpin negara di Afrika Utara itu selama satu tahun dalam transisi menuju proses yang lebih demokratis.

Pernyataan Mubarak tentang intervensi asing dan tekadnya untuk melihat proses transisi bukan merupakan hal yang paling ingin didengar oleh kerumunan massa di Alun-alun Tahrir.  "Mundur! Mundur!" teriak mereka saat ia berpidato.

Setelah pidato tersebut, Ketua Parlemen Ahmed Fathi Srour mengatakan kepada televisi negara, Nile TV, bahwa langkah Mubarak telah menempatkan wewenang untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari di tangan Suleiman.

Sementara itu Suleiman menyebut unjuk rasa selama dua minggu terakhir sebagai "revolusi orang-orang muda". Dia meminta para pengunjuk rasa pulang ke rumah dan kembali bekerja.

Namun, hal itu tidak terjadi Jumat pagi. Yaser Fathi, salah seorang penyelenggara protes pasca-pidato Mubarak di kota Alexandria, mengatakan kepada CNN bahwa ratusan demonstran sedang bergerak ke pangkalan militer Mesir. Mereka meminta angkatan bersenjata untuk campur tangan. "Mereka berteriak, 'Militer harus turun tangan agar Mubarak turun'," kata Fathi.

Khalid Abdalla, demonstran di Alun-alun Tahrir dan bintang film The Kite Runner pada Jumat dini hari mengatakan, "Sekarang merupakan momen yang sangat menyedihkan. Semua orang bingung. Orang-orang mencoba untuk mencari apa lagi yang mereka bisa lakukan."

Pemenang nobel dan calon potensial presiden Mesir, Ahmed Zewail, mengatakan, ia melihat "beberapa skenario yang berbeda" di mana transisi bisa terjadi. "Yang penting adalah tentara akan melindungi transisi ini sampai sebuah konstitusi baru tercapai. Saya sangat menghargai fakta bahwa angkatan bersenjata mengendalikan apa yang terjadi," kata Zewail kepada CNN sebelum pidato Mubarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com