KOMPAS.com - Bara unjuk rasa di Mesir tampaknya akan memanas lagi. Pasalnya, menurut catatan para pengunjuk rasa antipemerintah menunjukkan perundingan antara pemerintah dan oposisi tak banyak mencapai hasil.
Bertolak dari situlah, para pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir, Kairo, mengimbau desakan baru untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak, setelah kampanye mereka berlangsung dua minggu.
Pemerintah mengumumkan sejumlah konsesi termasuk kenaikan 15 persen gaji enam juta pekerja sektor publik. Hal ini, menurut pengamat merupakan pertanda bahwa pemerintah berusaha memperkuat kekuasaan mereka.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama melunakkan kritiknya dan berbicara positif mengenai proses dialog. "Tentu saja Mesir harus merundingkan jalan keluar, dan saya kira mereka mencatat kemajuan," kata Obama di Washington.
Sebaliknya, para pegiat oposisi menekankan bahwa dialog tidak mencapai apa-apa dan bahwa mereka terus mengalami ancaman dan penangkapan.
Didorong oleh sukses pemberontakan rakyat di Tunisia, para pengunjuk rasa ingin menggulingkan Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun. Mereka menuduh dia sebagai penyebab kesulitan ekonomi Mesir dan menuding pemerintah korupsi serta melakukan penindasan. Kerusuhan selama dua pekan ini diwarnai oleh bentrokan sengit dengan polisi dan perkelahian antara pengunjuk rasa dan pendukung Mubarak.