Indeks saham patokan DGEN Dhaka, Senin, turun hampir 30 persen dari puncaknya awal Desember 2010. Ratusan investor ikut dalam aksi mogok setelah indeks merosot 5,7 persen pada hari Minggu, memicu aksi protes dari kalangan pedagang kecil di Dhaka. Pasar kehilangan 3,5 persen dalam lima menit pertama pada perdagangan Senin.
Bentrokan juga pecah di kantor pusat BNP, Dhaka. Polisi mengatakan, delapan bus dibakar massa. ”Ada 8.500 polisi dikerahkan di Dhaka,” kata Wakil Komisaris Polisi Dhaka Habibur Rahman kepada AFP. Menurut Reuters, lima orang terluka dalam insiden di Dhaka, termasuk dua orang kritis dan 50 orang terluka.
Massa meneriakkan slogan antipemerintah. Kantor BNP dikepung polisi antihuru-hara. Sebagian pengunjuk rasa membakar sebuah mobil di luar kantor partai. Polisi lalu menangkap seorang yang diduga penghasut.
”Polisi mendesak massa dengan pentungan dan meriam air agar kembali ke kantor partai. Polisi menahan 20 aktivis,” kata seorang saksi mata.
Pemogokan sering digunakan partai politik di Banglades untuk mendesak perlunya pergantian kekuasaan. Shamsul Haque Tuku, Menteri Negara Urusan Dalam Negeri, mengatakan, ”Pemogokan sebagai senjata politik sudah tidak mempan dan tidak cukup kuat menggoyahkan pemerintah.”
Ekonom Banglades mengatakan, akibat mogok, negara dirugikan 250 juta dollar AS per hari. Mayoritas warga di negara berpenduduk 150 juta orang ini miskin.