Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banglades Rusuh Lagi

Kompas.com - 08/02/2011, 03:17 WIB

Dhaka, Senin - Massa oposisi peserta mogok nasional akhirnya bentrok dengan polisi di Banglades, Senin (7/2). Polisi menghalau mereka dengan tembakan gas air mata dan pentungan. Massa menuntut pemilihan anggota parlemen dini untuk menyingkirkan partai berkuasa dari pemerintahan.

Bentrokan pertama terjadi di kota Rajshahi, sekitar 200 km di barat laut Dhaka, ibu kota negara. Massa yang semula beraksi damai tiba-tiba beringas. Mereka melempari polisi dengan batu dan merusak mobil sehingga polisi menembakkan gas air mata dan memukul dengan pentungan. Saksi mata mengatakan, sejumlah pengunjuk rasa terluka. Puluhan orang ditangkap polisi.

Massa yang berunjuk rasa adalah pendukung Partai Nasionalis Banglades (BNP) yang dipimpin Khaleda Zia, mantan perdana menteri dua kali. ”Sedikitnya 15 orang ditangkap,” kata Wakil Komisaris Polisi Rajshahi Anwarul Morshed Khan kepada AFP. Namun, Reuters melaporkan, polisi menangkap 70 orang.

Pada saat bentrokan di Rajshahi pecah, ribuan polisi antihuru-hara berpatroli di Dhaka dan kota-kota lain di seluruh Banglades terkait mogok nasional. Semua sektor, termasuk toko, pusat perkulakan, pasar, dan sekolah, tutup. Jalan-jalan utama di seluruh negeri sepi. Bahkan, Pelabuhan Chittagong, yang menjadi gerbang 90 persen perdagangan luar negeri Banglades, juga sepi.

Aksi mogok nasional itu terjadi setelah muncul seruan dari Khaleda Zia. Mogok sebagai protes atas rencana pembangunan bandara baru, tingginya harga pangan, minimnya layanan publik, dan anjloknya pasar saham sehingga ribuan investor kecil merugi.

Pemogokan kali ini merupakan yang ketiga setelah BNP kalah dalam Pemilu 2008. Mogok dipicu rencana pemerintah membangun bandara baru di dataran tinggi Srinagar di selatan Dhaka. Dalam aksi protes disertai kekerasan akhir bulan lalu, 20.000 warga Desa Srinagar bentrok dengan polisi. Mereka memukul seorang polisi hingga tewas.

Pemborosan

Perdana Menteri Sheikh Hasina ingin agar bandara itu diberi nama almarhum ayahnya, pendiri bangsa. Dia mengatakan, bandara akan dibangun di tempat lain, tidak di Srinagar lagi. Oposisi tetap memprotesnya sebagai pemborosan uang negara. Negara sudah memiliki tiga bandara internasional dan itu sudah dinilai cukup sebagai pusat distribusi lalu lintas udara.

BNP juga mempersoalkan kian meroketnya harga pangan yang memicu kenaikan inflasi hingga dua digit dalam beberapa bulan ini. Hasil panen merosot dan harga pangan internasional pun meroket, membuat rakyat menderita. Lebih penting menangani masalah pangan rakyat daripada bandara baru.

Mogok nasional ini juga ketiga yang diprakarsai oposisi, BNP, sejak Sheikh Hasina mulai berkuasa pada awal tahun 2009. Massa menginginkan pemilu yang akan digelar pada tahun 2013 dimajukan lebih awal lagi. Massa oposisi tak puas atas berbagai persoalan di atas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com