Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patgulipat Fulus di Perbatasan Dua Korea

Kompas.com - 07/02/2011, 16:51 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Sejumlah warga Korea Utara yang melarikan diri ke negara kapitalis Korea Selatan mengirimkan sepuluh juta dollar AS per tahun kepada keluarganya yang miskin di negara komunis itu, kata sebuah laporan pada, Senin (7/2/2011).    

Harian Korsel, Chosun Ilbo yang mengutip pejabat di Seoul serta para pengungsi mengatakan bahwa uang tersebut sebagian besar menjadi kegiatan ekonomi tersembunyi Korut di kawasan perbatasan. "Dengan jumlah pelintas Korut yang meningkat cepat dan cara pengiriman uang dengan menggunakan berbagai cara, jumlah dana yang dikirim terus meningkat," kata Chosun mengutip pernyataan pejabat tinggi.    

Lebih dari 20 ribu pengungsi tiba di Korsel sejak berakhirnya perang 1950-1953 yang sebagian dari mereka datang pada lima tahun terakhir. Seseorang tidak memiliki cara resmi untuk mengirim uang dari Korsel ke Korut dan Seoul melarang seluruh hubungan yang tidak diizinkan.    

Seluruh pengiriman diatur oleh makelar di China dan Korut yang menggunakan rekening bank mereka sendiri dan cadangan kas dalam mengirim uang dengan komisi sebesar 30 persen, ungkap Chosun.     "Sejumlah warga Korut bahkan mengatakan bahwa keluarga dapat hidup dengan berkecukupan karena anak mereka memiliki hubungan dengan dunia luar. Saya berharap anak-anak saya memiliki keberanian untuk melintasi perbatasan dan mengirimkan sejumlah uang," kata pengungsi yang dikutip harian tersebut.    

Pengungsi mengatakan harga untuk mendapatkan sebuah rumah sederhana di kota kecil Korea Utara berharga sebesar 620 dollar AS -kurang dari satu pertiga gaji rata-rata perbulan di Korea Selatan.    

Tidak terdapat keterangan mengenai transaksi keuangan lintas perbatasan yang dilakukan oleh pengungsi di Korsel, kata Kementerian Penyatuan bidang Kebijakan Antar-Korea. "Kami mengira bahwa jumlah pengiriman uang ke bank mereka bertambah, namun kami belum mengetahui kegunaan uang tersebut di Korut atau dampak yang dihasilkan pada masyarakat di sana," kata juru bicara Kementerian Lee Jong Joo kepada AFP.    

Upaya gagal Korut pada 2009 untuk menilai kembali mata uangnya memperburuk ekonomi yang telah pulih.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com