Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunisia Bekukan Partai Eks Penguasa

Kompas.com - 07/02/2011, 08:31 WIB

TUNIS, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri Tunisia membekukan semua kegiatan partai yang dahulu berkuasa untuk mencegah pelanggaran keamanan, kata satu sumber Kementerian Dalam Negeri Tunisia, Minggu (6/2/2011).

Pengumuman itu disampaikan setelah serangkaian kekerasan, yang menurut para pejabat keamanan merupakan bagian dari persekongkolan oleh aparat yang dekat dengan presiden terguling, Zine al-Abidine Ben Ali, untuk menyebarkan kekacauan dan merebut lagi kekuasaan. Dalam insiden terakhir dari bentrokan selama beberapa hari yang menimbulkan pertanyaan apakah Tunisa bisa kembali stabil setelah pelengseran Ben Ali, seorang pria tewas selama protes di kota Kebili, Tunisia selatan.

"Menteri Dalam Negeri telah memutuskan membekukan semua kegiatan dan pertemuan RCD (partai yang dahulu berkuasa) serta menutup semua kantornya sambil menunggu keputusan pengadilan mengenai pembubarannya," kata sumber kementerian itu. "(Ini dilakukan) karena hal itu mendesak dan untuk mencegah pelanggaran keamanan umum serta melindungi kepentingan negara yang lebih tinggi," tutur sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

Sumber itu juga mengatakan, bentrokan meletus di Kebili antara polisi dan pemrotes yang marah atas pengangkatan seorang gubernur baru. Korban tewas setelah terkena granat air mata, kata sumber itu. Tunisia dilanda kerusuhan beberapa pekan setelah meletusnya pemberontakan yang berusaha menggulingkan Presiden Ben Ali pada Januari.

Ben Ali meninggalkan negaranya pada pertengahan Januari setelah berkuasa 23 tahun di tengah tuntutan yang meningkat agar ia mengundurkan diri meski telah menyatakan tidak akan mengupayakan perpanjangan masa jabatan setelah 2014. Ia dikabarkan berada di Arab Saudi. Ia dan istrinya serta anggota-anggota lain keluarganya kini menjadi buronan. Tunisia telah meminta bantuan Interpol untuk menangkap mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com