Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubarak Terlena Begitu Lama

Kompas.com - 07/02/2011, 05:42 WIB

Massa antipemerintahan Mubarak, Minggu siang, terus berduyun-duyun menuju Alun-alun Tahrir. Sekelompok warga Mesir yang berasal dari Provinsi Qalyubiyah (sekitar 40 kilometer arah utara Kairo) sudah empat hari berada di Alun-alun Tahrir. ”Saya bersama anak saya dan teman-teman sudah empat hari berada di sini. Saya tidak akan pulang sebelum tuntutan rakyat terpenuhi,” kata Adnan (41) di kemahnya di Alun-alun Tahrir. Ia menyampaikan tuntutannya, yaitu Mubarak harus mundur, pemberantasan korupsi, dan penegakan keadilan sosial.

Adnan, yang mengaku mempunyai enam anak, juga menyampaikan kesulitan menghidupi keluarganya. Ia menegaskan, harus ada perubahan untuk bisa memperbaiki nasibnya.

Cara mundur

Mubarak sudah menyatakan tak akan mencalonkan diri pada pemilihan umum (pemilu) September mendatang. Hal ini didukung oleh seorang mantan Duta Besar AS untuk Mesir, Frank Wisner, yang baru saja bertemu Mubarak.

Wisner menyatakan, Mubarak, sebagai seorang sahabat, harus bertahan hingga September demi menjaga stabilitas politik Mesir. Namun, pernyataan Wisner ini bukan merupakan pendapat Gedung Putih, sebagaimana diutarakan seorang pejabat AS.

Rakyat Mesir juga menginginkan pengunduran diri Mubarak segera. Mereka berpendapat, menunggu Mubarak turun hingga September hanya akan membuat dia memiliki kesempatan untuk menyutradarai perubahan kepemimpinan yang tidak aspiratif.

Pemerintah Mesir yang kini dikontrol oleh tiga elite lingkaran Mubarak, yaitu Wakil Presiden Omar Sulaiman, Perdana Menteri Ahmed Shafiq, dan Menteri Pertahanan Sayyid Hussein Tantawi, menghadapi situasi dilematis. Mereka tidak ingin menumbangkan Mubarak saat ini dan di sisi lain tidak menghendaki penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa di Alun-alun Tahrir.

Karena itu, elite penguasa dan kubu oposisi saat ini tengah mencari jalan tengah untuk keluar dari krisis di Mesir itu. Dalam upaya mencari jalan tengah, Omar Sulaiman, Minggu, menggelar dialog secara luas dengan partai dan kekuatan politik oposisi. Mereka memikirkan cara mundur terbaik bagi Mubarak agar tak kehilangan muka.

Apa pun cara yang ditempuh Mesir soal transisi pergantian kekuasaan, kekuatan Mubarak harus segera berakhir.

Hal ini menimbulkan pertanyaan soal siapa pengganti Mubarak. Nama-nama yang disebut antara lain mantan Direktur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei yang kini memimpin Lembaga Nasional untuk Perubahan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com