Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi di Mesir Bukan Revolusi Islam

Kompas.com - 06/02/2011, 08:24 WIB

Untuk menunjukkan bahwa aksi protes saat ini tidak hanya dilakukan oleh warga Mesir yang beragama Islam, warga minoritas penganut agama Kristen Koptik bergabung dengan puluhan ribu demonstran di Alun-alun Tahrir, Sabtu. ”Terlalu banyak orang Kristen mati di era Mubarak. Pergi dari Mesir sekarang!” demikian bunyi poster yang dibawa oleh Nader (23), seorang penganut Kristen Koptik.

Menurut Nader, kekerasan terhadap warga Kristen, yang jumlahnya mencapai 10 persen dari total penduduk Mesir, makin meningkat dalam 10 tahun terakhir.

Insiden terakhir adalah serangan bom bunuh diri di depan sebuah gereja di Alexandria pada malam Tahun Baru lalu, yang menewaskan 21 orang. ”Apa yang dilakukan Mubarak hanya berusaha menyembunyikan (kejadian-kejadian) itu, dan itu bukan solusi,” kata Nader. Mulai stabil

Akan tetapi, di tengah desakan berbagai pihak dan aksi massa yang terus bertahan, Mubarak belum menunjukkan tanda-tanda akan turun. Hari Sabtu ia bahkan memimpin rapat kabinetnya yang baru untuk pertama kali dengan agenda pemulihan ekonomi.

Perdana Menteri Ahmed Shafiq bahkan mengatakan, kondisi di Mesir mulai stabil setelah 12 hari aksi protes massa. Ia juga yakin krisis politik di Mesir ini bisa diselesaikan tanpa pengunduran diri Mubarak dalam waktu dekat.

Deputi Gubernur Bank Sentral Mesir Hisham Ramez mengatakan, bank-bank akan mulai beroperasi hari Minggu ini pukul 10.00. Sementara bursa saham kemungkinan akan mulai buka minggu depan. (AFP/Reuters/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com