JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai upaya mengantisipasi efek domino kisruh politik di Mesir, pemerintah Indonesia tak menyarankan warga negara Indonesia (WNI) untuk melakukan perjalanan ke negara-negara sekitar Mesir, termasuk Yaman, negara yang berada di sebelah timur laut Mesir.
"Kita sudah memberikan travel advisory kepada warga negara kita di negara-negara kawasan seperti Yaman, yang kita ketahui situasinya juga penuh dinamika," katanya di Kantor Presiden, Jumat (4/2/2011).
Bahkan, lanjutnya, KBRI di Yaman sudah diminta mulai bekerja untuk mendata WNI di Yaman yang berjumlah sekitar tiga ribu orang. Marty mengatakan ini merupakan langkah antisipasi jika terjadi keadaan memburuk di sana.
"Jika keadaan memburuk, kita sudah siap, seperti kita sikapi perkembangan di Tunisia dan di Mesir. Mudah-mudahan tidak sampai demikian," tambahnya.
Marty menambahkan pula, pemerintah terus mengantisipasi dengan mengamati perkembangan di Mesir, termasuk implikasinya. Menurut Marty, Mesir merupakan negara yang sangat berpengaruh di kawasan Timur Tengah, terutama atas peranannya yang besar di Liga Arab, Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan percaturan perundingan Timur Tengah.
Seperti diberitakan, angin perubahan yang berawal di Tunisia membuat kawasan Arab bergolak. Setelah Tunisia, aksi massa menuntut pemerintah yang berkuasa turun juga terjadi di Mesir dan Yaman.
Puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di ibu kota Sana meminta Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah berkuasa dalam 30 tahun terakhir, mundur. Para pengunjuk rasa berkumpul di beberapa lokasi dan meneriakkan saatnya sekarang untuk perubahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.