Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Diserang dan Ditahan

Kompas.com - 04/02/2011, 10:06 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Para pendukung Presiden Mesir Hosni Mubarak menyerang pengunjuk rasa anti Mubarak dan para wartawan yang bertugas di Kairo. Menurut laporan beberapa kantor berita, Kamis (3/2/2011), para pendukung Mubarak menyasar wartawan CNN, CBS, ABC, dan media-media internasional lainnya.

Penyerangan terhadap media diduga akan terus terjadi hingga hari ini, Jumat. Sejauh ini ada beberapa laporan melalui Twitter bahwa polisi Mesir juga menahan beberapa wartawan serta blogger.

Kantor berita AP melaporkan bahwa militer Mesir juga mengepung wartawan. Koresponden Hadeel al-Shalchi dalam tweet-nya mengatakan, dua wartawan New York Times telah ditahan. Mengenai hal itu, juru bicara NYT membenarkan dua wartawannya sempat ditahan polisi militer di Kairo, tetapi kini sudah dibebaskan.

Sementara editor luar negeri Washington Post, Douglas Jehl, melaporkan bahwa Leila Fadel, pimpinan Washington Post biro Kairo dan fotografer Linda Davidson berada di antara selusin wartawan yang ditahan Kementerian Dalam Negeri Mesir. Namun, kini mereka sudah dilepaskan.

Belum jelas mengapa militer sempat menahan wartawan, namun diduga itu demi keselamatan para wartawan dari tindakan beringas para pendukung Mubarak yang memang diduga menyasar media.

AP melaporkan, Kamis (3/2/2011), bahwa pendukung Mubarak menusuk wartawan Yunani dengan obeng dan memukul fotografernya. Adapun Al Jazeera menyatakan bahwa dua wartawannya diserang saat menuju bandar udara Kairo, dan juru kameranya diserang dekat Lapangan Tahrir.

"Ada kampanye untuk mengintimidasi wartawan internasional di Kairo dan mencampuri apa yang mereka laporkan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley di Twitter. "Kami mengecam aksi semacam itu."

Gedung Putih pun mengeluarkan pernyataan serupa. "Kami mengecam keras aksi kekerasan hari ini dan juga kekerasan terhadap wartawan di Mesir," ungkap sekretaris media Robert Gibbs.

Sementara itu, seorang warga Indonesia yang berada di Mesir, Nuhdi Febriansyah, mengungkapkan dalam account Facebook "Mendesak Evakuasi Total Masisir" bahwa media telah diblokir oleh pemerintah Mesir.

"Maaf, bukan bermaksud mendramatisir keadaan. Semenjak tadi malam, pers luar telah diboikot oleh Pemerintah Mesir. Tak ada lagi kamera live yang menayangkan situasi Mesir terkini. Bahkan, 3 orang jurnalis Aljazeera sempat ditangkap. Entah, ada skenario pembantaian apa lagi yang akan terjadi? | 5 menit [02.35] yang lalu, di kawasan Hay-7, rentetan peluru lepas dari sarangnya terjadi secara beruntun dan berulang, lolongan anjing semakin menambah suram suasana," tulisnya.

Nuhdi bersama beberapa orang lain juga mengkhawatirkan keadaan yang terus memburuk. "Entah, berapa korban yang terluka di sana, kita tak tau. Kita hanya tergugu mendengar dari dalam rumah. Iya, sukur, kami memang aman. Lalu, keadaan sudah begini ini, apakah kita masih harus dipaksa bertahan? Terbukti, 10 hari lebih demo berjalan keadaan tidak membaik, apakah kita akan terus berspekulasi?" tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com