Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Bromo Lumpuh

Kompas.com - 31/01/2011, 15:36 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS - Aktivitas pertanian dan wisata di kaki Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, lumpuh total karena tertutup material vulkanik Gunung Bromo yang terbawa oleh lahar dingin setebal 40-an sentimeter.

Warga Bromo kini kehilangan mata pencaharian, karena lahan pertanian di kaki Gunung Bromo diperkirakan tak bisa diolah hingga dua tahun mendatang. Adapun tempat wisata ke puncak ditutup hingga waktu yang tak bisa ditentukan.

Dari pantauan hingga Minggu (30/1/2011), hujan pasir mengguyur desa terdekat Gunung Bromo yakni Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Gunung Bromo juga berkali-kali berdentum keras.

Antara pukul 09.00-11.00, setidaknya ada lima kali dentuman dari puncak Bromo yang disertai hujan pasir. Suara dentuman terdengar keras hingga membuat kaca-kaca perumahan warga, hotel, dan restoran yang berada di Desa Ngadisari bergetar.

Meski demikian, sejumlah warga nekat beraktivitas seperti biasa, di antaranya menjajakan cendera mata, menawarkan jasa ojek atau mencari kayu bakar.

Taufik, penjual kaus yang biasa mangkal di pintu masuk wisata Bromo mengatakan, sejak Bromo dinyatakan berstatus siaga dan awas, jumlah turis yang datang ke Bromo bisa dihitung dengan jari tiap harinya. Padahal dalam situasi normal minimal ada 100 turis asing memadati Bromo setiap hari dan jumlahnya melonjak pada akhir pekan.

”Para penjual cendera mata hingga pengojek yang biasa mengantar wisatawan ke kawah kehilangan pendapatan. Dagangan hanya laku satu atau dua kaus setiap hari, padahal biasanya sepuluh kaus,” kata Taufik.

Para turis baik domestik maupun mancanegara yang nekat datang juga tak bisa turun hingga ke kaldera Bromo.

Selain mengganggu aktivitas wisata, hujan pasir juga membebani atap-atap rumah dan merusak ladang warga. Di Desa Ngadirejo, Sapikerep, Wonokerto, Ngadas, dan Jetak yang berada di bawah Ngadisari, ketebalan pasir juga mencapai 40 cm. Pasir tersebut bahkan sudah berupa lumpur karena bercampur air hujan, Sabtu lalu.

Lurah Desa Ngadirejo, Kembar Sanyoto, mengatakan, sudah ada 121 rumah yang rusak berat dan ringan akibat semburan hujan pasir di desanya sejak Desember. Adapun rumah roboh mencapai tujuh unit.

Warga Ngadirejo dan sekitarnya juga kehilangan mata pencaharian, 651 hektar ladang petani juga tertimbun pasir dan abu vulkanik. (NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com