Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

99 Persen Sudan Selatan Pilih Pisah

Kompas.com - 31/01/2011, 10:49 WIB

JUBA, KOMPAS.com Sudan Selatan nyaris secara bulat memilih berpisah dari Sudan Utara dalam satu referendum, kata beberapa pejabat, Minggu (30/1/2011).

Hasil itu mendorong orang melakukan perayaan di ibu kota Sudan Selatan, Juba. Ribuan orang bergembira, menari, dan berteriak setelah para pejabat mengumumkan hasil awal resmi pertama yang memperlihatkan 98,83 persen warga mendukung pemisahan diri, demikian keterangan di jejaring pelaksana pemungutan suara. "Untuk inilah, kami memberi suara sehingga rakyat dapat bebas di negara mereka sendiri. Saya mengucapkan selamat sejuta kali," kata Presiden Sudan Selatan Salva Kiir kepada khalayak.

Pemungutan suara tersebut telah dijanjikan dalam kesepakatan perdamaian 2005, yang mengakhiri beberapa dasawarsa konflik utara-selatan, perang saudara paling lama di Afrika, yang merenggut 2 juta jiwa.

Kiir, pemimpin bekas gerakan pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM), memuji mantan musuhnya Presiden Sudan, Omar Hassan Al-Bashir, karena menyetujui kesepakatan 2005. "Omar Al-Bashir mengambil keputusan yang berani untuk mewujudkan perdamaian. Al-Bashir adalah seorang pemenang dan kami harus membela dia," kata Kiir, yang berbicara dengan bahasa campuran, Inggris, dan dialek Arab lokal. "Proyek ini belum selesai. Kami tidak bisa memproklamasikan kemerdekaan hari ini," katanya.

Menurut ketentuan kesepakatan itu, Sudan Selatan akan dapat memproklamasikan kemerdekaan pada 9 Juli, menunggu penandatanganan hukum terhadap hasil tersebut. Para pemimpin Sudan Utara dan Selatan masih harus menyepakati perbatasan bersama mereka—cara mereka akan memisahkan hasil penjualan minyak setelah pemisahan diri itu dan kepemilikan wilayah sengketa Abeyi.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyambut baik pemungutan suara damai tersebut, tetapi mengatakan dalam pertemuan puncak Uni Afrika di Addis Ababa, Etiopia, ia masih prihatin dengan masalah yang belum terselesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com