Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Evakuasi Warganya dari Mesir

Kompas.com - 31/01/2011, 08:46 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) berencana mulai mengevakuasi ribuan warganya dari Mesir, Senin (31/1/2011) ini, dengan menyewa sejumlah pesawat, kata seorang pejabat senior AS. "Warga AS di Mesir harus mempertimbangkan untuk meninggalkan (negara itu) sesegera mungkin yang mereka bisa lakukan," kata Asisten Menteri Luar Negeri, Janice Jacobs, kepada wartawan. Jacobs mengatakan, jumlah pasti warga AS yang ingin meninggalkan Mesir masih belum jelas tetapi mungkin akan butuh beberapa hari untuk menerbangkan mereka semua.

Athena, Istanbul dan Nicosia telah diidentifikasi sebagai "safe havens" (daerah-daerah aman), kata kepala urusan konsuler AS, yang menegaskan bahwa akan tersedia penerbangan yang cukup bagi semua warga Amerika dan tanggungan mereka yang ingin pergi. Pengumuman Jacobs itu datang setelah protes nasional yang menentang pemerintahan otoriter selama tiga dekade Mubarak sudah berlangsung enam hari dan telah mengguncang Mesir serta menyebabkan sedikitnya 125 orang tewas. Meski demikian, Mubarak tetap ngotot untuk berkuasa.

Semua mereka yang akan terbang dengan pesawat yang diatur pemerintah AS diharapkan untuk membayar tarif setara dengan tarif komersial dan perlu membuat perjanjian sendiri jika melakukan perjalanan ke Eropa. Mereka yang masih memegang tiket komersial disarankan untuk memeriksa ke maskapai penerbangannya dan operator tur sebelum mengubah rencana untuk pergi dengan penerbangan charter pemerintah AS.

Jacobs menyarankan semua orang yang mau bepergian agar tiba di bandara sebelum sebelum jam malam berlaku. Jam malam telah diberlakukan di Kairo, Alexandria, dan Suez pada hari Jumat yang kemudian diperpanjang pada hari Minggu dari pukul tiga sore hingga delapan pagi. "Kami akan melanjutkan pekerjaan kami untuk membantu warga AS pada jam-jam itu. Kami menggunakan setiap media komunikasi, seperti website, e-mail, call centre, radio dan TV untuk memberikan informasi kepada warga AS di Mesir yang sedang khawatir," kata Jacobs.

Dia mengatakan, pemutusan koneksi internet oleh pemerintah Mesir "membuat pekerjaan kami jadi lebih sulit". Departemen Luar Negeri mengatakan, pihaknya juga mengirimkan tenaga konsuler tambahan ke Mesir dan Eropa untuk membantu warga dan staf kedutaan yang "kewalahan" di Kairo.

Di tengah penjarahan yang meluas, pelanggaran hukum dan ketidakamanan yang meningkat dalam protes yang mematikan itu, AS meminta warganya untuk membatasi aktivitas mereka, dan, tentu saja, menghindari lokasi di mana protes terjadi. Departemen luar negeri negara itu sebelumnya menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan ke Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com