Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolak Bala Tak Sengaja

Kompas.com - 30/01/2011, 04:24 WIB

Pasangan Eko Budihardjo-Sudanti sejalan soal konsep rumah dalam kebun. Perbedaannya hanya sedikit. Seperti kebanyakan kaum perempuan, Sudanti lebih suka dengan tanaman bunga. Sementara Eko lebih memilih tanaman buah.

Di bagian depan rumah, ada tanaman sawo, rambutan, tanaman srikaya dengan buah ranum sekepalan tangan orang dewasa, juga ada tanaman kelengkeng yang masih kecil. ”Cendera mata saat Prof Sudharto (Rektor Undip sekarang, Sudharto P Hadi) menikahkan anaknya,” kata Eko.

Tahun ini, jambu air di halaman belakang berbuah untuk kedua kalinya. Saat pertama berbuah, untuk mengetahui perkembangannya, buah pertama itu bahkan sampai difoto-foto segala. Menjelang masa siap petik, Eko dan istri kebetulan keluar kota, pulang-pulang jambu pertama itu keburu dipetik orang. ”Padahal itu buah bersejarah,” kata Sudanti sambil tertawa.

Di sisi tembok sebelah kanan rumah, tanaman bambu kuning tumbuh rapi. Tanaman bambu hijau juga tertata di bagian belakang. Tanaman bambu dipilih setelah Eko membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa tanaman bambu bisa menghasilkan oksigen 40 persen lebih banyak ketimbang tanaman lainnya. ”Tahu-tahu dikasih tahu orang, katanya tanaman bambu dipercaya bisa menolak bala,” kata Eko.

Tidak beda halnya dengan buah maja yang ditanam di halaman belakang. Sudanti yang mantan Kepala Dinas Permukiman dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah mendapatkan bibitnya ketika sedang bertugas ke Borobudur, Magelang. Sekalipun tidak bisa dimakan, Sudanti tertarik dengan bentuk buah maja yang bagus, bisa dijadikan ornamen penghias ruang.

Serupa dengan tanaman bambu, belakangan Sudanti diberi tahu bahwa tanaman buah maja dipercaya sebagai tanaman penolak bala. ”Padahal sama sekali tidak diniatkan untuk itu (menanam sebagai tolak bala),” kata Sudanti.

Jadi, sekali menanam, mendapat dua manfaat? (DIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com