KOMPAS.com - Bara perseteruan dua Korea masih panas. Terbaru, sebagaimana warta Yonhap pada Jumat (28/1/2011), Seoul menampik tawaran Pyongyang soal perundingan antarparlemen.
Korsel lebih lanjut menilai kalau tawaran itu tak dilandasi niat tulus. Meski, sebelumnya, Front Demokratik untuk Reunifikasi Tanah Air Korea Utara sudah meminta agar Korsel tak cepat-cepat curiga dengan tawaran itu. "Ini adalah keputusan kami. Utara terus melakukan serangan dalam kondisi seperti ini dan itu bukanlah tindakan yang menunjukkan ketulusan," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan Chun Hae-sung.
Sementara itu, harian Joong Ang yang terbit di Seoul mengutip seorang pejabat senior mengatakan pemerintah Korea Selatan membatalkan desakannya agar pemerintah Korea Utara meminta maaf atas tenggelamnya kapar perang Cheonan.
Kapal Perang Cheonan milik Korea Selatan yang tenggelam tahun lalu. Kapal perang itu tenggelam tahun lalu dan menewaskan 46 awaknya. Banyak kalangan menduga Korea Utara terlibat di belakang peristiwa ini.
Peristiwa lain yaitu saat militer Korea Utara menembaki Pulau Yeonpeong November lalu yang menewaskan tiga orang. "Meski Cheonan tenggelam dan pulau Yeonpyeong rusak berat, kami berpendapat pembicaraan soal program nuklir Korea Utara jauh lebih penting," kata sumber yang tidak ingin disebut namanya itu.
Selain mencabut tuntutan permintaan maaf, Korea Selatan sepakat untuk menggelar pembicaraan militer tingkat tinggi dengan Utara setelah ketegangan yang melanda semenanjung itu selama beberapa bulan. Pertemuan pertama dijadwalkan pada 11 Februari mendatang.