Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipis Tikus Bisa Membuat Manusia Mati

Kompas.com - 26/01/2011, 18:16 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat, pada Januari 2011 ada satu warga yang menjadi suspect (terduga) leptospirosis, penyakit yang ditularkan melalui urine (pipis) tikus.

"Ada seorang warga Kelurahan Wirogunan yang diduga terjangkit leptospirosis, dan kami langsung melakukan pantauan di daerah sekitar rumah warga yang bersangkutan," kata Pelaksana Program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Rubangi, Rabu (26/1/2011).

Warga tersebut mengalami gejala-gejala yang mirip dengan penderita penyakit leptospirosis. Namun, belum dapat dipastikan yang bersangkutan memang benar terjangkit penyakit yang bisa menyebabkan kematian itu.

"Dari pengakuan warga yang bersangkutan, ia pergi memancing di Bantul sebelum sakit, dan sekarang ia dirawat di Bantul," katanya.

Berdasarkan hasil pemantauan di lingkungan sekitar rumah warga yang diduga terjangkit leptospirosis, tidak ditemukan adanya penyebaran penyakit tersebut.

Pada 2010 terdapat empat warga yang diduga terjangkit leptospirosis, yaitu tiga kasus di Kelurahan Sorosutan dan satu kasus di Kelurahan Demangan, Kota Yogyakata. Kedua wilayah kelurahan itu berbatasan dengan Kabupaten Sleman.

Namun, dari keempat kasus itu, hanya satu orang yang dinyatakan positif menderita leptospirosis dan akhirnya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia berharap masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut, terutama saat musim hujan.

"Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah perbatasan dengan kabupaten lain perlu lebih meningkatkan kewaspadaan. Penyakit itu juga sudah muncul di Sleman dan Bantul," katanya.

Penyakit leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri leptospirosa yang hidup di tubuh tikus. Melalui urine tikus, bakteri itu dapat terbawa air.

Kemampuan hidup bakteri ini di luar tubuh tikus sekitar satu bulan sehingga akan sangat mudah menular melalui air.

Masyarakat yang rentan terkena penyakit tersebut di antaranya warga yang kerap beraktivitas di sawah, sungai, maupun selokan.

"Bakteri ini dapat masuk ke tubuh melalui luka di kulit atau makanan. Upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com