Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Decy Mengaku Dijebak Jadi Kurir Narkoba

Kompas.com - 24/01/2011, 13:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang WNI pekerja seks komersial (PSK) bernama Decywarti Wirahardja (42), yang terjaring dalam penggerebekan sindikat narkoba dari Iran, mengaku telah dimanfaatkan oleh sang mucikari, M, untuk dijadikan sebagai kurir narkoba. Saat ditangkap, Decy mengaku hanya bertugas untuk memenuhi nafsu WNA asal Iran, Abbas Bidmal Gharibali (41), atas perintah M.

"Saya cuma dibilang sama M ada orang Iran mau booking, ya, sudah saya mau saja, nggak tahu kalau dia ada hubungan sama sindikat narkoba," ungkap Decy, Senin (24/1/2011), di kantor BNN, Jakarta.

Decy mengungkapkan, M, orang yang menawarkan pekerjaan itu, juga bekerja sebagai mucikari.

"Semacam mami begitulah. Dia bilang mau datang, tapi tahunya nggak. Saya merasa dimanfaatkan," ujar Decy, yang sudah sejak lama melayani pria-pria asing hidung belang ini.

Ketika Decy tiba di kamar nomor 1706 Hotel Ciputra, Grogol, lima menit kemudian Abbas datang. Namun, M tak kunjung hadir, hingga polisi langsung menggerebek keduanya pada 12 Januari 2011 lalu.

Saat digerebek petugas, Decy tertangkap memiliki narkotika jenis heroin seberat 1,4 gram di badannya dan uang senilai 20.000 Dollar AS. Decy mengaku, heroin itu digunakan untuk keperluan pribadi yang dibeli per gram Rp 800.000 di daerah Roxy.

Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menangkap tangan seorang anggota sindikat narkoba Iran asal Prancis, Gerard Debetz (53) di Bandara Soekarno-Hatta. Gerard tengah membawa 5.100 gram shabu yang disimpan di dalam sebuah koper.

Petugas kemudian membiarkan Gerard membuat janji dengan calon penerima narkotika yang tak lain adalah Abbas dan Decy untuk melakukan transaksi di Hotel Ciputra. Saat itulah, Abbas dan Decy diringkus.

Meski Decy mengaku dijebak oleh M, petugas justeru beranggapan lain. Decy diduga merupakan kurir untuk mengantarkan narkotika ke M yang kini tengah dalam penelusuran kepolisian dan BNN.

"Uang yang didapat Decy senilai 20.000 Dollar AS itu diduga untuk bayar narkoba. Kami akan cek ke PPATK dari mana duit itu berasal," ungkap Direktur Narkotika Alami BNN, Benny Mamoto.

Benny mengakui, di dunia peredaran narkoba saat ini semakin tren penggunaan jasa PSK, Tenaga Kerja Indonesia (TKI), juga para pencari suaka oleh para sindikat pedagang.

"Untuk para TKI sering kali mereka tidak tahu kalau tengah jadi kurir, sementara pencari suaka yang kami temukan ternyata memiliki hubungan dengan para napi narkoba di LP," tandas Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com