Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blair Dukung Niat Bush sejak Awal

Kompas.com - 23/01/2011, 03:32 WIB

london, jumat - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengakui bahwa dia mendukung semua rencana dan niat Presiden Amerika Serikat George W Bush untuk menyerang Irak dan menggulingkan Saddam Hussein jauh sebelum dia mendapat persetujuan dari Parlemen Inggris.

Melalui beberapa pembicaraan telepon dan pertukaran pesan dengan Bush pada tahun 2002, Blair berulang kali menegaskan dukungannya. ”Saya waktu itu bilang kepada Bush bahwa dia bisa mengandalkan kami. Kami akan bersama dia mengatasi ini, tetapi ada beberapa kesulitan seperti ini,” tutur Blair di hadapan panel pemeriksa soal perang Irak di London, Inggris, Jumat (21/1).

Ini adalah kehadiran kedua Blair di panel yang dibentuk Pemerintah Inggris untuk mengetahui alasan di balik keterlibatan Inggris dalam invasi terhadap Irak pada tahun 2003. Blair dipanggil lagi untuk menjelaskan berbagai perbedaan antara kesaksiannya dan pernyataan beberapa saksi lain.

Inggris mengirimkan sebanyak 45.000 personel dalam serangan ke Irak tahun 2003 dan baru menarik mundur pasukannya pada tahun 2009. Selama itu, sebanyak 179 prajurit Inggris tewas saat bertugas di Irak.

Dalam kesempatan berbicara di depan lima anggota panel, Blair berusaha meluruskan pernyataannya pada pemeriksaan pertama. Saat itu, Blair menegaskan ”tidak menyesal” telah memutuskan Inggris turut serta dalam invasi ke Irak.

”(Kalimat) itu diartikan seolah-olah saya tidak menyesal atas jatuhnya korban jiwa, padahal saya tidak pernah bermaksud seperti itu. Saya ingin menjelaskan bahwa tentu saja saya benar-benar menyesal secara mendalam atas jatuhnya korban jiwa, apakah itu dari pasukan kita, pasukan negara lain, warga sipil yang menolong orang-orang Irak, ataupun orang-orang Irak sendiri,” ujar Blair.

Penyesalan Blair itu langsung disambut teriakan seorang wanita pengunjung. Ia berseru, ”Sudah terlambat!”

Keluarga para prajurit Inggris yang tewas dalam perang itu menjadi emosional mendengar kata-kata Blair itu. ”Dusta-dustamu telah membunuh anakku. Semoga kau bisa bertahan hidup dengan semua itu,” kata Rose Gentle yang anaknya, Gordon Gentle, terbunuh saat bertugas di Basra, Irak, tahun 2006.

Saat Blair meninggalkan ruangan, Reg Keys yang anaknya juga tewas di Irak pada tahun 2003 berseru, ”Kau adalah aib untuk jabatan dan negaramu!”

Meski mendukung penuh rencana Bush, Blair mengaku bakal sangat sulit menjustifikasi serangan ke Irak dengan alasan senjata pemusnah massal. Menurut dia, tidak ada yang luar biasa dengan program pengembangan senjata Irak waktu itu, yang masih relatif sama dengan tiga tahun sebelumnya.

”Rakyat percaya kami melakukan itu hanya untuk mendukung AS. Dan, mereka (AS) melakukan itu hanya untuk menuntaskan dendam lama,” tuturnya.

Blair menyangkal dugaan yang menyebutkan bahwa serangan ke Irak waktu itu telah memicu Iran mengembangkan senjata nuklir. Dia menyebut Iran telah memberi pengaruh negatif dan mengganggu stabilitas kawasan, serta mendesak negara-negara Barat untuk segera menyerang Iran guna menghentikan program nuklirnya. (AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com