Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palin Terus Diserang

Kompas.com - 15/01/2011, 03:26 WIB

Washington DC, Kamis - Berbagai kritik terus dialamatkan kepada politisi dari Partai Republik AS, Sarah Palin, atas pernyataannya yang mengandung unsur SARA dan menyinggung warga Yahudi di AS. Politik AS pun makin ternoda dengan kebencian, prasangka, dan ancaman kekerasan.

Kantor berita Agence France- Presse (AFP) melaporkan, beberapa anggota Kongres AS dari Partai Republik secara pribadi mengeluhkan sikap Palin, yang menyulut kontroversi baru saat semua pihak sedang menahan diri dan bersatu demi menghormati para korban insiden penembakan di Tucson, Arizona, Sabtu pekan lalu.

Kontroversi itu adalah pemakaian istilah ”fitnah darah” (blood libel) oleh Palin dalam rekaman video yang berisi pernyataan pembelaannya. Kalimat-kalimat pedas dan simbol-simbol kekerasan yang digunakan Palin dalam kampanye politik tahun lalu dianggap melatarbelakangi insiden penembakan itu.

”Itu adalah contoh klasik dari apa yang dinamakan korupsi semantik,” tutur Jerome Chanes, peneliti di Center for Jewish Studies, City University of New York, tentang pemakaian istilah ”fitnah darah” itu. Para pengamat menyayangkan penggunaan istilah, yang terkait dengan penindasan orang Yahudi oleh orang- orang Kristen di Eropa pada Abad Pertengahan, itu.

”Mungkin Palin memang tidak tahu apa makna ’fitnah darah’ itu atau tidak tahu sejarah mengerikan di balik itu. Itu mungkin penjelasan paling toleran yang bisa kami berikan,” ungkap David Harris, Presiden National Jewish Democratic Council.

Sarah Palin, mantan Gubernur Alaska dan calon wakil presiden dalam pemilihan presiden AS 2008, memang dikenal sering melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial sejak ia tampil di ruang publik dua tahun silam.

Prasangka SARA

Sifatnya yang ceplas-ceplos membuat popularitasnya melejit dan mendatangkan berbagai kontrak bisnis bernilai jutaan dollar, mulai dari penulisan buku sampai menjadi bintang reality show di televisi. Namun, ia dan tim penasihatnya dianggap kurang berpikir dalam dan strategis, terutama dalam mengejar ambisinya menjadi calon presiden dari Partai Republik tahun 2012.

”Setiap kali muncul di permukaan, dia menyenangkan para pendukungnya dan mungkin bertambah kaya. Namun, dia terus menyingkirkan orang lain,” kata Jim Jordan, konsultan kampanye beberapa calon presiden dari Partai Demokrat.

Meskipun ada beberapa pihak yang menganggap Palin tidak sengaja menggunakan istilah ”fitnah darah” untuk menyinggung orang-orang Yahudi, kontroversi yang terjadi setelah itu menunjukkan betapa prasangka berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) masih sangat kuat di negara kampiun demokrasi liberal seperti AS.

Perang kata-kata dan ancaman kekerasan pun terjadi lagi. Jajak pendapat nasional yang digelar Quinnipiac University menunjukkan, 57 persen golongan konservatif menyalahkan golongan liberal atas iklim politik yang memanas. Sebaliknya, 71 persen kaum liberal menuduh orang- orang konservatiflah yang bersalah.

Harian The Washington Post mengabarkan bahwa para pendukung Palin membenarkan laporan ABC News bahwa Palin telah menerima serangkaian ancaman pembunuhan sejak insiden penembakan Gabrielle Giffords.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com