Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintahan Lebanon Bubar

Kompas.com - 14/01/2011, 03:22 WIB

BEIRUT, KAMIS - Presiden Lebanon Michel Suleiman, Kamis (13/1), meminta Perdana Menteri Saad Hariri memimpin pemerintahan sementara sambil menunggu pemerintahan baru terbentuk. Pemerintahan Lebanon kolaps setelah 11 menteri mundur dari kabinet Hariri, Rabu lalu.

Runtuhnya pemerintahan Lebanon yang baru berusia 14 bulan itu diawali dengan mundurnya 10 menteri dari partai beraliran Syiah, Hezbollah, dan sekutu-sekutunya. Seorang menteri, yang dekat dengan Presiden Suleiman, juga mundur sehingga jumlah minimal pengunduran diri yang dibutuhkan untuk membubarkan pemerintahan beranggotakan 30 menteri terpenuhi.

”Kabinet ini telah menjadi beban bagi rakyat Lebanon karena tak bisa melaksanakan tugasnya. Kami memberi kesempatan bagi pemerintahan baru untuk mengambil alih,” tutur Jibran Bassil, yang mengundurkan diri dari pos Menteri Energi, dalam konferensi pers bersama para menteri lain yang sama-sama mundur.

Krisis politik ini terjadi saat PM Hariri sedang berada di Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS Barack Obama. Kantor PM belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pengunduran diri menteri-menteri Hezbollah tersebut. Mereka hanya menyatakan, Hariri tetap akan menjalankan jadwalnya bertemu Presiden Perancis Nicolas Sarkozy di Paris sebelum kembali ke Beirut.

Plot AS dan Israel

Pengunduran diri menteri-menteri Hezbollah saat ini berkaitan dengan penentangan Hezbollah—yang didukung Suriah dan Iran—terhadap pembentukan pengadilan khusus mengenai Lebanon (Special Tribunal for Lebanon/STL). Pengadilan internasional yang didukung PBB tersebut bertujuan menyelidiki dan mengadili pelaku pembunuhan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri (ayah dari PM Saad Hariri), 14 Februari 2005.

Hezbollah berpendapat, pengadilan tersebut adalah sebuah plot yang dirancang AS dan Israel untuk menyingkirkan Hezbollah. Meski hingga saat ini STL belum mengumumkan daftar terdakwa untuk diadili, beredar rumor pengadilan tersebut akan menyeret para petinggi Hezbollah.

Itu sebabnya Hezbollah menuntut Hariri menolak digelarnya pengadilan tersebut. Hariri menolak usulan Hezbollah.

Bassil mengatakan, para menteri memutuskan mundur setelah melihat Hariri ”tunduk kepada tekanan asing” dan meninggalkan usaha menengahi konflik yang diusahakan Suriah dan Arab Saudi.

Hariri membentuk pemerintahan koalisi pada November 2009 setelah menang tipis atas Hezbollah dalam pemilu. Namun, pertentangan antara kubu Hariri yang pro-Barat dan kubu Hezbollah membuat pemerintahan hampir tak pernah berfungsi. (AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com