Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Arab Terus Serang Sudan Selatan

Kompas.com - 13/01/2011, 05:53 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Kubu Sudan utara terus menyerang pihak-pihak dari Sudan selatan sering dengan berjalannya plebisit pemisahan negara. Suku Arab Missiri menyerang konvoi kendaraan warga Sudan selatan di perbatasan Kurdufan Selatan (Sudan utara) dan Bahr al-Ghazal (Sudan selatan) pada Senin (10/1) malam.

Serangan ini menewaskan 10 orang dan mencederai 18 orang. Serangan terjadi saat warga asal Sudan selatan yang tinggal di Sudan utara berangkat menuju selatan untuk memberikan suara dalam referendum.

Serangan oleh suku Arab Missiri itu merupakan yang kedua kalinya setelah serangan atas suku Dinka di kawasan Abyei, yang kaya minyak, hari Minggu lalu. Bentrokan senjata pada hari Minggu itu membawa korban 24 orang tewas dan puluhan orang luka-luka.

Menteri Dalam Negeri otoritas Sudan selatan Gier Chuang Aluong meminta pasukan internasional disebar di sepanjang perbatasan Sudan utara dan selatan sepanjang 2.100 kilometer, perbatasan terpanjang di Afrika.

Tak kenal perdamaian

Kasus ini memunculkan kekhawatiran dua negara Sudan kelak hanya menambah tipikal negara-negara Afrika yang tak mengenal stabilitas dan bahkan bermusuhan satu sama lain. Eritrea memisahkan diri dari Etiopia melalui referendum tahun 1993.

Hingga kini Eritrea dan Etiopia terus bermusuhan dan sering terlibat bentrokan senjata di perbatasan kedua negara.

Negara-negara lain di Afrika hampir tidak mengenal tradisi bertetangga secara baik dan damai. Dua negara Sudan pun berpotensi seperti itu mengingat banyak isu signifikan yang masih menggantung dan menjadi bom waktu yang setiap saat siap meledak, di antaranya wilayah kaya minyak, Abyei.

Kawasan Abyei merupakan titik kritis menyangkut masa depan hubungan Sudan utara dan selatan pascareferendum. Referendum di kawasan Abyei seharusnya dilaksanakan serempak dengan referendum di Sudan selatan. Namun, lantaran perbedaan pendapat antara suku Missiri (Arab) dan Dinka (Afrika) soal perbatasan di Abyei dan siapa yang memiliki hak pilih, pelaksanaan referendum di wilayah kaya minyak itu ditunda.

Isu lain adalah masalah keberadaan warga asal Sudan selatan yang tinggal di Sudan utara. Ada 1,5 juta hingga 2 juta warga asal Sudan selatan yang tinggal di Sudan utara. Sebagian besar dari mereka menolak pindah ke selatan karena sudah beranak pinak dan bekerja di utara.

Situasi internal Sudan utara dan Sudan selatan juga tidak kalah krusial. Sudan selatan sarat persaingan suku, yakni antara suku Dinka (suku terbesar di Sudan selatan), Nuer, dan Shilluk. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com