Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Siap Bantu Australia

Kompas.com - 12/01/2011, 09:41 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com — Dukungan mengalir dari seluruh dunia dengan tawaran bantuan datang untuk Queensland, saat negara bagian itu berjuang menghadapi banjir, kata Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd, Rabu (12/1/2011).    

Berbagai negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, dan Inggris, bersama dengan negara Eropa dan Afrika, telah menawarkan dukungan guna menanggulangi banjir di Queensland.    

"Kami kebanjiran ungkapan dukungan dari seluruh dunia, tawaran bantuan materiil," kata Rudd kepada Nine Network, Rabu.

"Jadi, ini telah menarik perhatian dunia," katanya.

Rudd juga mengucapkan terima kasih kepada rakyat di seluruh Australia atas dukungan seruan untuk meredakan dampak banjir dan mendesak mereka agar terus memberi sumbangan. Ini karena masalah sesungguhnya akan membentang selama 12 bulan ke depan.    

Australia menghadapi bencana banjir terparah dalam sejarahnya. Sebanyak 10 orang dikonfirmasi tewas. Separuh dari mereka anak kecil dan sebanyak 78 (menurut Reuters, lebih dari 90) orang hilang di bagian tenggara Queensland.    

Air mengalir melewati Brisbane, kota terbesar ketiga di Australia, dan mengancam akan menenggelamkan 6.000 rumah dan membuat makin banyak orang menghadapi risiko.

Air di Wivenhoe Dam—yang dibangun untuk menyelamatkan ibu kota Queensland tersebut dari terulangnya banjir yang memorakporandakan wilayah itu pada 1974—mencapai batas tertingginya.    

Rudd mengatakan, karena keadaan diramalkan akan bertambah parah pekan ini, semua warga "merasa cemas, tapi tetap bertekad kuat". Ia sendiri merasa khawatir.    

Ribuan warga di Brisbane, kota dengan dua juta warga, meninggalkan rumah pada Rabu saat banjir bandang mengancam akan merendam daerah finansial tersebut. Hal itu membuat orang panik membeli makanan, sementara pemerintah berjuang menemukan puluhan orang yang hilang.    

Banjir yang bertambah parah memaksa para ahli ekonomi menaikkan perkiraan dampak ekonominya. Seorang anggota dewan direksi bank sentral, sebagaimana dikutip pada Rabu, mengatakan, bencana tersebut dapat menimbulkan kerugian sebesar satu persen dari pertumbuhan ekonomi Autralia—hampir 13 miliar dollar Australia, dua kali lipat dari perkiraan tertinggi sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com