Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Kutuk Serangan terhadap Minoritas

Kompas.com - 11/01/2011, 09:38 WIB

VATICAN CITY, KOMPAS.com Dalam pidato tahunannya tentang "Negara Dunia" kepada korps diplomatik Vatikan, Paus Benediktus XVI, Senin (10/1/2011), berbicara tentang intoleransi beragama dan diskriminasi terhadap minoritas Kristen di seluruh dunia.

Paus menyuarakan kekhawatirannya terkait serangan baru-baru ini terhadap orang Kristen di Timur Tengah dan mendesak para pemimpin di daerah itu untuk mengambil tindakan pengamanan yang lebih kuat. "Melihat ke timur, serangan yang membawa kematian, kesedihan, dan kecemasan di antara orang-orang Kristen Irak, bahkan sampai mendorong mereka meninggalkan tanah di mana keluarga mereka telah tinggal selama berabad-abad, sangat mengganggu kami. Kepada pemerintah negara itu dan kepada para pemimpin Muslim, saya memperbarui permohonan saya dengan sepenuh hati agar sesama warga Kristen bisa hidup aman dan terus memberikan kontribusi kepada masyarakat di mana mereka sepenuhnya merupakan anggotanya," kata Paus sebagaimana dikutip CNN.

Paus mengulangi seruannya bagi toleransi beragama di Mesir. Ia mengatakan, serangan terhadap orang Kristen ketika mereka berdoa di gereja merupakan contoh lain perlunya pemerintah melindungi agama minoritas di negara mereka.

Paus juga mengecam pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang gubernur Provinsi Punjab, Pakistan, dan meminta Pakistan mencabut undang-undang tentang penghujatan. Paus mengatakan, undang-undang itu sering digunakan sebagai alasan untuk menyerang orang-orang Kristen. Gubernur Pakistan Salman Taseer telah berbicara secara terbuka menentang undang-undang penghujatan itu.

"Saya sekali lagi mendorong para pemimpin negara itu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna membatalkan undang-undang tersebut. Semua lebih karena sangat jelas bahwa udang-undang itu berfungsi sebagai alasan untuk melakukan tindak ketidakadilan dan kekerasan terhadap agama minoritas," kata Sri Paus.

Paus memuji upaya Uni Eropa untuk melindungi warga minoritas Kristen di Timur Tengah, tetapi ia mengkritik posisi UE terhadap simbol-simbol Kristen di Eropa dan kurangnya ajaran agama di sekolah-sekolah sebagai bentuk intoleransi terhadap agama. "Tanda lain dari marjinalisasi agama, dan agama Kristen khususnya, adalah pelarangan perayaan agama dan simbol-simbol dari kehidupan sipil dengan kedok penghormatan terhadap anggota agama lain atau mereka yang tidak beriman," kata Paus. Ia merujuk pada putusan Pengadilan Uni Eropa tahun 2009 yang melarang tampilan salib di sekolah umum di Italia. Vatikan sangat menentang putusan pengadilan itu dan Italia mengajukan banding atas putusan tersebut.

Vatikan memiliki hubungan diplomatik dengan 176 negara di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com