Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Sedih, tetapi Pasrah

Kompas.com - 10/01/2011, 07:33 WIB

KOMPAS.com — Meski bersedih hati, opini umum dunia Arab akhirnya bisa menerima realitas jika sebuah negara Arab terbesar secara geografis memisahkan diri. Kali ini terkait dengan Sudan, yang berpotensi terpecah menjadi dua, yakni Sudan utara dengan penduduk mayoritas keturunan Arab beragama Islam dan Sudan selatan yang berpenduduk mayoritas etnis Afrika hitam dengan agama Kristen.

Dunia Arab akhirnya tampak bersedia menghormati aspirasi sebuah bangsa baru yang menginginkan memisahkan diri sejak 50 tahun lalu. Sudan selatan telah mengorbankan ratusan ribu penduduknya, termasuk yang tewas dan luka-luka, dalam peperangan yang tak pernah henti sejak merdeka dari Inggris tahun 1956.

Rakyat Sudan selatan selalu berdalih diperlakukan tidak adil atau warga kelas dua di Sudan yang selama ini dikuasai penduduk Arab Sudan. Faktor ini dijadikan sebagai alasan untuk memisahkan diri lewat referendum selama tujuh hari yang dimulai pada hari Minggu (9/1/2011).

Zaman sudah berubah. Pandangan kaum nasionalis Arab radikal, yang menganggap kesatuan Sudan sebagai suatu kesakralan, sudah tidak mampu lagi dipertahankan. Sikap ini tak mampu membendung perubahan zaman.

Harus disadari, wilayah Sudan selatan secara geografis tidak berada di sub-Sahara bagian utara yang bercorak gurun sahara serta berpenduduk etnis Arab. Wilayah selatan berada di sub-Sahara bagian selatan, tepat berada di lintasan garis khatulistiwa dengan karakteristik hutan lebat dan curah hujan sepanjang tahun.

Karakteristik geografis dan iklim yang kontras antara Sudan selatan dan dunia Arab itu, ditambah lagi dengan perbedaan agama, etnis, bahasa, budaya, dan latar belakang sejarah, membuat dua wilayah di Sudan ini tak pernah merasa dekat.

Singkat kata, Sudan selatan jauh lebih dekat dengan Afrika ketimbang dunia Arab.

Afrika mendukung

Masyarakat internasional dan regional, khususnya negara-negara Afrika, kini bersatu mendukung pemisahan Sudan selatan dari utara dengan dalih perbedaan karakteristik itu.

Kisah lahirnya negara kesatuan Sudan yang menghimpun Sudan utara dan Sudan selatan dengan segala perbedaan karakteristik itu adalah semata-mata rekayasa kolonial Inggris dan Mesir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com