Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Taseer dan Masa Depan Pakistan

Kompas.com - 09/01/2011, 03:04 WIB

Taseer memang dikenal luas sebagai seorang politisi senior progresif, berpikiran terbuka, dan moderat dari sebuah partai berkuasa, Partai Rakyat Pakistan (PPP). Tidak hanya kritis, dia dikenal pula sebagai seorang high profile yang berani ”pasang badan”, terutama saat membela seorang ibu rumah tangga dari minoritas Kristen, Aasia Bibi, yang didakwa hukuman mati lantaran dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

Saat seorang ulama radikal setempat menjanjikan hadiah 5.800 dollar AS (setara sekitar Rp 52 juta) bagi siapa saja yang bisa membunuh Bibi di penjara, Taseer lantas tampil ke depan dan bahkan berfoto bersama si calon terhukum mati itu.

Taseer juga dikenal kritis dalam mempertanyakan produk hukum kolonial Inggris terkait penodaan agama (blasphemy). Dia memperjuangkan penghapusan aturan hukum itu lantaran sangat rentan disalahgunakan dan mengancam kelompok minoritas, yang menurut dia juga menjadi bagian dari Pakistan sehingga punya hak yang setara.

Para ulama radikal yang gusar lantas menilai sikap dan tindakan Taseer seperti itu tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan para penghina agama. Sesuai aturan undang-undang warisan penjajah Inggris tadi, orang seperti itu juga layak diganjar dengan kematian, bahkan tanpa perlu melalui proses pengadilan.

Infiltrasi

Sementara itu, pertanyaan lain yang juga muncul adalah soal bagaimana bisa kesatuan pasukan elite tempat Qadri bertugas diinfiltrasi oleh orang-orang dengan paham radikal. Ditambah lagi diketahui belakangan, sosok Qadri sebetulnya sudah teridentifikasi. Sebuah peringatan juga malah telah dikeluarkan. Sejak 18 bulan sebelumnya Qadri teridentifikasi sebagai seseorang dengan paham radikal, yang akan sangat berbahaya jika ditugaskan atau ditempatkan di sekitar orang atau tokoh penting Pakistan seperti Taseer.

Menjadi pertanyaan besar kemudian ketika faktanya Qadri justru ditugasi mengawal Taseer. Keanehan lain adalah saat kejadian, tak seorang pengawal pribadi pun yang ada di lokasi berusaha mencegah atau bahkan melumpuhkan Qadri. Sang pembunuh bahkan dengan tenang meletakkan senjatanya di tanah, mengangkat tangan tanda menyerah seraya memohon untuk tidak ditembak mati.

Fakta itu membawa orang kepada spekulasi, Qadri tidak bekerja sendirian. Dia didukung oleh sebuah konspirasi besar, yang memungkinkan dirinya ada di lokasi untuk membunuh Taseer.

Pakistan pecah?

Lantas jika orang dengan posisi setinggi, seberpengaruh, dan seterkenal Taseer bisa dibunuh dengan mudah di Pakistan, apa kah hal itu berarti Pakistan sudah sedemikian terpecahnya ke dalam dua pandangan yang sangat berlawanan, radikal dan moderat?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com