Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mistral yang Memikat Rusia

Kompas.com - 07/01/2011, 03:57 WIB

Sepanjang sejarah, Rusia dikenal sebagai produsen dan eksportir senjata. Mulai dari pistol sampai kapal induk, negara itu memiliki kemampuan untuk membuat sendiri dan menjualnya ke negara lain. Tak pernah terbayangkan Rusia akan mengimpor alat utama sistem persenjataannya.

Namun, pekan lalu, dunia dikejutkan dengan kabar Rusia memutuskan membeli dua kapal perang kelas Mistral dari Perancis. Pembelian kapal induk helikopter Perancis oleh Rusia itu adalah transaksi perdagangan senjata terbesar antara Moskwa dan negara anggota NATO dalam sejarah.

Rusia dikabarkan akan mengeluarkan uang sebesar 1,37 miliar euro (Rp 16,4 triliun) untuk membeli dua kapal tersebut. ”Kapal pertama seharga 720 juta euro dan kapal kedua 650 juta euro,” tutur seorang pejabat Rusia yang mengikuti proses negosiasi pembelian kapal itu, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti, 30 Desember 2010.

Perbedaan harga tersebut disebabkan Rusia berencana terlibat dalam pembuatan kapal. ”Jika pada kapal pertama Rusia memiliki andil 20 persen dalam proses pembuatan kapal, pada kapal kedua nanti peran Rusia bisa mencapai 40 persen,” tutur sumber yang dikutip RIA Novosti.

Rilis resmi dari Kantor Kepresidenan Perancis menyebutkan, kapal tersebut akan dibangun oleh sebuah konsorsium yang beranggotakan dua perusahaan Perancis, yakni DCNS dan STX, serta satu perusahaan Rusia, United Shipbuilding Corporation (OSK).

Menurut rencana, Rusia akan membeli total empat kapal jenis Bâtiments de Projection et de Commandement (BPC), kapal komando dan proyeksi kekuatan) itu. Dua kapal pertama dibangun di Perancis, sementara dua kapal berikutnya dibuat di galangan kapal Rusia.

Rencana transaksi alutsista di antara dua negara besar ini menuai protes jauh hari sebelumnya. Protes datang terutama dari sekutu Perancis sendiri di NATO, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Baltik eks Uni Soviet yang kini menjadi anggota NATO.

Hanya tiga hari setelah pengumuman transaksi itu, Menteri Pertahanan Lituania Rasa Jukneviciene menyebut keputusan Perancis menjual kapal-kapal perang canggih itu kepada Rusia adalah sebuah ”kesalahan besar”. Menurut Jukneviciene, keamanan kawasan Laut Baltik dipertaruhkan apabila Rusia nanti mulai mengoperasikan kapal-kapal itu.

Kekhawatiran senada dilontarkan Georgia, negara yang punya pengalaman pahit berperang dengan Rusia, 2008. Dalam salah satu bocoran kawat diplomatik rahasia AS di WikiLeaks, Menteri Luar Negeri Georgia Grigol Vashadze mengungkapkan kekhawatiran bahwa kapal-kapal kelas Mistral itu kelak tak hanya mengancam Georgia, tetapi juga seluruh kawasan Laut Hitam.

Kekhawatiran Georgia ini sangat beralasan mengingat dalam salah satu pernyataan pada tahun 2009 Kepala Staf Angkatan Laut Rusia Laksamana Vladimir Vysotsky menyebutkan, kapal-kapal buatan Perancis itu akan melipatgandakan kecepatan operasi pasukan Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com