Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Anak Keracunan Timbal Pabrik Baterai

Kompas.com - 06/01/2011, 11:33 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Sebanyak 24 anak, berusia sembilan bulan hingga 16 tahun, harus dirawat di rumah sakit karena keracunan timbal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik baterai di desa mereka di China timur.

Itu merupakan kasus terbaru dalam serangkaian kasus keracunan timbal dari pabrik baterai di China dalam beberapa tahun terakhir. Kantor berita China, Xinhua, Rabu (5/1) malam, mengatakan, pihak berwenang setempat telah menutup dua pabrik baterai di Kabupaten Huaining di Provinsi Anhui setelah uji laboratorium menemukan bahwa setidaknya 200 anak setempat memiliki kandungan timbal yang tinggi dalam darah mereka. Sebanyak 24 orang dari mereka bahkan harus dirawat di rumah sakit.

Xinhua melaporkan, pabrik-pabrik itu terletak tepat di seberang jalan rumah warga meskipun peraturan menetapkan bahwa pabrik baterai tidak boleh terdapat dalam radius 500 meter dari komunitas perumahan. Laporan itu tidak menyebutkan, kapan pabrik-pabrik itu mulai beroperasi, atau apa jenis baterai yang diproduksi pabrik-pabrik tersebut.

Laporan itu juga tidak menjelaskan bagaimana anak-anak itu terpapar, tetapi pabrik-pabrik baterai dapat mencemari udara dan tanah dengan emisinya.

China merupakan produsen dan konsumen terbesar timbal di dunia, yang merupakan sebuah komponen kunci dalam pembuatan baterai. Kasus-kasus baru kerancunan timbal secara rutin mencuat di negeri itu, yang menegaskan tingginya tingkat polusi di desa-desa di China.

"Anak saya sekarang sangat rewel dan gelisah. Dia banyak berteriak," lapor Xinhua yang mengutip Huang Dazhai, ayah seorang bocah berusia lima tahun yang memiliki kadar timbal 330,9 mikrogram dalam setiap liter darahnya. Dengan kandungan timbal 100 mikrogram per liter saja sudah cukup untuk merusak perkembangan otak pada anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com