Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota di Australia Terisolasi Banjir

Kompas.com - 04/01/2011, 15:39 WIB

ROCKHAMPTON, KOMPAS.com — Puluhan ribu orang di sebuah kota besar Australia menghadapi isolasi total pada Selasa (4/1/2011) akibat banjir terburuk yang melanda daerah itu. Sementara itu, AS telah menawarkan untuk memberikan bantuan bagi Australia.

Para pejabat di kota Rockhampton memberlakukan pengungsian paksa dan mengeluarkan peringatan tentang serangan ular dan buaya saat salah satu banjir terburuk Australia itu, yang telah merendam belasan kota, tampaknya akan memutuskan hubungan jalan raya terakhir ke kota itu. Sekitar 200 rumah penduduk dan toko-toko digenangi air dan Sungai Fitzroy, yang membelah kota itu, meluap dengan ketinggian air 9,2 meter, diduga akan mencapai 9,4 meter pada Rabu atau Kamis.

"Saya tahu orang-orang di sekitar sini sangat tangguh, tetapi jika rumah Anda hancur dan Anda kehilangan seluruh harta benda Anda (itu sulit)," kata Direktur Operasi Badan Urusan Darurat Scott Mahaffey kepada AFP.

Rockhampton, 500 kilometer dari Brisbane dan satu pusat pertanian dan daerah tambang batu bara, kini menjadi pusat apa yang para pejabat katakan banjir "biblical" yang menyebabkan 200.000 orang telantar di satu daerah seluas Perancis dan Jerman. Banjir itu telah menewaskan tujuh orang. Hujan lebat selama berpekan-pekan, yang diikuti oleh badai tropis Tasha, telah menyebabkan air sungai meluap dan mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa kasus, merendam daerah pertanian dan pertambangan, menghanyutkan jembatan-jembatan, dan memaksa militer mengosongkan seluruh kota dengan menggunakan helikopter.

Ketinggian air yang meningkat menyebabkan bandara dan jalur kereta api di Rockhampton yang berpenduduk 75.000 jiwa itu ditutup. Namun, para pejabat mengatakan, hubungan jalan raya dari utara kota itu tetap terbuka, Selasa, membantah laporan-laporan sebelumnya bahwa jalan itu terputus.

Militer mengirim pasokan pangan dengan menggunakan truk dan polisi memaksa seorang warga yang enggan meninggalkan rumahnya. Militer menganggap terlalu berbahaya bagi warga untuk tetap tinggal sementara ketinggian air meningkat. Dua wanita hamil termasuk di antara sekitar 200 orang yang dievakuasi. Para pejabat urusan darurat menyatakan khawatir bahwa air akan tetap bertahan selama dua pekan, membawa nyamuk yang mengandung penyakit dan memperingatkan akan ancaman ular-ular beracun dan buaya.

Tambang-tambang dan jalur-jalur kereta api yang dilanda banjir serta pelabuhan-pelabuhan yang tutup menghambat semua produksi penting Queensland seperti batu bara.

Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton, Senin, mengucapkan belasungkawa atas korban tewas akibat banjir itu dan mengatakan, Washington siap memberikan bantuan kepada sekutu dekatnya tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com