Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Australia Turun Drastis

Kompas.com - 04/01/2011, 04:21 WIB

brisbane, senin - Banjir besar yang melanda Australia mulai berdampak pada ekonomi negara itu. Kegiatan ekspor berbagai komoditas turun drastis setelah tambang, lahan pertanian, dan jalur-jalur transportasi tenggelam oleh air bah.

Terminal Batu Bara Darlymple di Pelabuhan Hay Point, yang merupakan terminal ekspor batu bara terbesar di Negara Bagian Queensland, dibuka kembali setelah sempat tutup akibat banjir. Akan tetapi, tak kurang dari 50 kapal harus antre karena stok batu bara terus menipis.

Hal serupa terjadi di Pelabuhan Gladstone, yang hanya memiliki stok satu juta ton batu bara siap ekspor dari kapasitas enam juta ton. Akibatnya, 18 kapal antre di luar pelabuhan, menunggu giliran mengambil muatan.

”Persediaan batu bara kami tinggal sedikit. Ada sekitar 18 kapal yang menunggu giliran, dan kemungkinan akan terus bertambah, karena permintaan batu bara dunia sedang tinggi,” kata juru bicara Gladstone Ports Corporation, Lee McIvor, Senin (3/1). Menurut dia, stok terganggu karena jalur kereta api angkutan batu bara terputus oleh banjir dan butuh sekitar 10 hari lagi untuk memperbaiki jalur tersebut.

Australia adalah pengekspor terbesar batu bara kokas—yang dibutuhkan dalam industri baja—di dunia dan pengekspor terbesar kedua batu bara termal untuk pembangkit energi listrik.

Raksasa perusahaan pertambangan, Anglo American dan Rio Tinto, telah membatalkan pengiriman batu bara dan mengumumkan force majeure setelah tambang-tambang mereka terendam air dan jalur KA pengangkut batu bara terputus. Rio Tinto dan Xstrata menjanjikan dana pemulihan bencana masing-masing sebesar 1 juta dollar Australia.

Queensland, yang dikenal sebagai penghasil dan pengekspor utama gula pasir, tahun ini akan terpaksa membeli gula mentah dari Thailand dan Brasil untuk memenuhi pesanan karena hampir seluruh ladang tebu terendam air.

Asosiasi petani tebu Australia, Canegrowers, menyatakan, 18 persen dari total tanaman tebu tahun 2010 yang siap panen terpaksa ditinggalkan dan seluruh tebu yang baru ditanam awal 2011 ini rusak terendam air.

GrainCorp Ltd, perusahaan pengelola alur perdagangan gandum dan jenis padi-padian lain di Australia, melaporkan seluruh stok serealia di Queensland tak bisa diangkut karena seluruh jalur transportasi terputus.

Sekitar 10 juta ton padi-padian yang baru dipanen menurun kualitasnya karena kandungan air terlalu tinggi dan sebagian lagi tak bisa dipanen karena mesin pemanen tak bisa beroperasi di tanah basah. Gandum adalah salah satu komoditas ekspor utama Australia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com