Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Kenaikan BBM, Bolivia Kacau

Kompas.com - 31/12/2010, 09:11 WIB

LA PAZ, KOMPAS.com — Kekacauan melanda kota-kota utama di Bolivia, Kamis (30/12/2010) waktu setempat, seiring aksi mogok menolak kenaikan harga BBM yang melumpuhkan kehidupan sehari-hari negara itu.

Untuk diketahui saja, pada Minggu (26/12/2010), Wakil Presiden Alvaro Garcia mengumumkan kenaikan harga bensin sebesar 83 persen dan solar 73 persen, dengan menghapus subsidi yang membuat biaya bahan bakar rendah untuk lebih dari satu dekade ini.

Pasukan menjaga istana Istana Kepresiden di ibu kota La Paz. Di sana, transportasi publik hampir semuanya terhenti. Rak-rak yang kosong terus bertambah di toko-toko akibat kenaikan harga kebutuhan pokok yang dipicu oleh kenaikan harga BBM tersebut.

Sementara itu di daerah El Alto, sebuah rumah di kawasan perumahan ke bandara internasional, ribuan orang melemparkan barikade ke semua akses jalan, membakar ban, dan melempari gedung-gedung pemerintah dengan batu untuk melampiaskan kemarahan. Padahal, kawasan itu merupakan benteng utama Presiden Evo Morales.

Meskipun keadaan negara sedang kacau, seperti dikatakan juru bicara Morales kepada AFP, Morales tetap akan melakukan perjalanan ke Brasil pada Sabtu ini untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden perempuan pertama Brasil, Dilma Rousseff.

Untuk meredam protes, Morales sebenarnya sudah mengumumkan kenaikan 20 persen gaji mininum pada Rabu malam lalu. Namun, dua serikat buruh utama dan kelompok-kelompok sipil di negara Amerika Selatan itu tetap mengumumkan pemogokan dan pawai dalam upaya menggagalkan kenaikan harga. "Kami menempatkannya dalam kekuasaan. Kami juga bisa membawa dia ke bawah," kata pekerja laundry, Patricia Coyo, kepada AFP, ketika ia membantu mendirikan barikade di El Alto.

Di tengah krisis tersebut, Morales mendesak militer untuk menyediakan kebutuhan dasar dan barang-barang, seperti roti serta transportasi bus, truk, dan bahkan pesawat terbang.

Presiden yang sempat menjadi tukang roti pada masa mudanya itu juga mengecam apa yang ia sebut sebagai kenaikan harga yang tidak masuk akal untuk roti. Pasalnya, gas alam dan listrik dibebaskan dari kenaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com