Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Kuliner Akhir Pekan di Medan

Kompas.com - 29/12/2010, 21:35 WIB

Di Merdeka Walk, kami mencoba Sate Kambing bumbu Kecap, Sate Ayam bumbu Padang, dan Sate Lembu bumbu Kacang racikan Sate Nasional, cukup untuk mengisi perut kami yang lapar. Kami juga sempat menyicipi Nasi Lemak dari Resto Nelayan, sebungkus Rp 4.000, enak juga tapi sayangnya porsinya benar-benar sedikit, mirip dengan porsi nasi kucing di Semarang. Tak terasa hari sudah malam, saatnya kami pulang ke penginapan untuk beristirahat demi cadangan energi besok.

Pajak Petisah dan Perburuan Durian

Tujuan utama kami di hari kedua adalah Pajak Petisah, alias Pasar Petisah. “Pajak” adalah bahasa Medannya “Pasar”. Tapi sebelumnya kami mencari pengisi perut dulu di Jalan Ahmad Yani. Dari Asrama Haji ke Jalan Ahmad Yani hanya menghabiskan Rp 20.000 dengan menumpangi sebuah becak motor, padahal perjalanan terasa cukup jauh. Lucunya, sopir becak motor yang kami tumpangi ternyata juga tidak terlalu mengenal jalan, sehingga kami pun sekalian berputar-putar kota Medan untuk mencari jalan tersebut. Selama perjalanan, kami baru tahu bahwa sopir becak motor kami ternyata berasal dari Jakarta! Ia baru dua tahun menetap di Medan.

Namun berkat rahmat-Nya, akhirnya kita sampai juga di Ahmad Yani. Jalan Ahmad Yani ini mirip seperti Jalan Otista dan sekitarnya di Bandung. Banyak bangunan ruko-ruko tua yang arsitekturnya menarik. Pertama yang kami cari adalah Sate Kerang Bata, tempatnya berada di samping toko sepatu Bata jalan Ahmad Yani. Sate Kerang ini adalah kerang yang dibalut kelapa yang disangrai sampai warnanya cokelat, enak tapi tidak terlalu mengenyangkan. Agak mahal, 1 tusuk Rp 3.000.

Kemudian kami mencari Bihun Bebek Kumango, tapi sayangnya hari Minggu tutup. Sehingga akhirnya kami menyeberang ke Lapangan Merdeka sembari mengamati kegiatan warga lokal di pagi hari.

Dengan angkot, kami menuju Pajak Petisah. Rencananya mau menemani Ayu mencari baju batik, tapi ternyata tidak ada yang menarik. Ya sudah, akhirnya kita mencari makan Bakso Petisah yang berada di depan pasar, rasanya daging banget dan kaya akan bumbu, ladanya amat terasa di lidah. Walaupun tidak menggunakan kecap dan pendampingnya, bakso ini sudah enak dimakan begitu saja. Kami juga sempat menyicipi Es Buah yang warna-warni, Es Cincau yang segar dan Es Campur yang bersantan. Puas makan, kami pun pulang ke penginapan untuk bersiap-siap ke kondangan, dan bersiap-siap untuk acara utama, yakni makan lagi.

Tidak terasa tiba-tiba sudah jam setengah lima sore. Begitu pesta selesai, kita langsung bersiap-siap packing dan menuju bandara. Sampai Bandara Polonia, kami dikejutkan oleh pengumuman bahwa pesawat kami di-delay sampai 21.05!

Tidak kehabisan akal, kami langsung beralih mencari durian di Jalan Glugur. Makan teruusss. Kami sempat diwanti-wanti teman kami yang sudah menjadi istri orang, "Duren kalo diminta 5.000 jangan mau! Itu kemahalan!" Dengan berbekal wangsit dari sang pengantin, kami pun menuju Jalan Glugur tempat para duren berkumpul.

Kami mendapat satu pelajaran kecil dari pencarian durian ini: Naik taksi ke jalan Glugur, turun di salah satu kedai Duren dengan menenteng bawaan seperti pemudik, ternyata merupakan langkah yang bodoh untuk menawar duren. Masa kita langsung dikasi harga Rp 35.000 per duren! Mana duriannya kecil-kecil.

Akhirnya kita ke kedai kedua, diberi harga Rp 25.000. Hmm, no thanks. Ke kedai ketiga, baru diberi Rp 12.000. Yah masih lumayan lah, mungkin memang belum musim hingga harganya masih mahal. Tips dari teman saya yang ornag Medan asli, kalau mau dapat durian murah, coba datang ke Medan sekitar bulan Juni-Juli. Tak apalah, yang penting keinginan untuk makan durian di Medan akhirnya terlampiaskan.

Selesai makan durian, kami kembali lagi ke bandara. Untungnya kami mendapat nasi boks dari maskapai penerbangan yang kami tumpangi, tampaknya sebagai permohonan maaf atas keterlambatan pesawat. Setelah menunggu sebentar di Bandara Polonia sembari menghabiskan nasi boks, kami pun langsung boarding.

Medan, tampaknya saya akan segera kangen untuk jalan-jalan ke sana lagi. Tentunya untuk mencicipi sajian kuliner lainnya yang belum saya coba… (Herajeng Gustiayu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com