Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Kuliner Akhir Pekan di Medan

Kompas.com - 29/12/2010, 21:35 WIB

Dari sini, kita mengendarai angkot untuk berangkat ke tujuan selanjutnya. Bedanya dengan angkot di kota lain yang biasanya menggunakan kata “Kiri Bang!” untuk memberhentikan angkot, di sini kami baru tahu ternyata di Medan kata-katanya berbeda, yakni dengan menggunakan kata-kata “Minggir Bang!” Ha-ha-ha, terdengar lucu juga di telinga awam kami.

Lanjut ke Mie Aceh Titi Bobrok, di sini kami mencoba Mie Aceh CPC (daging) dan Mie Aceh Kepiting. Harganya termasuk murah, antara Rp 6.000 hingga Rp 11.000, dan porsinya relatif besar, ditanggung kenyang. Saat kita bertanya, CPC itu kepanjangan dari apa, abangnya cuma tersenyum simpul sambil menjawab, "Spesial..." Oalahhh, CPC itu singkatan dari "Ce-Pe-Cial"!

Mie Aceh Kepitingnya juga mantap. Sebelumnya kami menyangka bahwa daging kepitingnya ya berupa suwiran daging kepiting, eh ternyata kami mendapatkan satu kepiting utuh yang masih bercangkang yang di atasnya dituangkan Mie Aceh. Sempat terjadi adegan dramatis saat Puti berusaha "membongkar" daging kepiting yang terdapat di sela-sela cangkang. Yups! Seperti dugaan Anda semua, cangkang-tak-bersalah itu terlontar dari tangannya dan mendarat dengan sukses di lantai resto. Mantab kali... Kami hanya bisa terpana dan sedetik kemudian ketawa ngakak.

Setelah puas makan, kami bertolak ke Bika Ambon Zulaikha, tempat beli oleh-oleh khas Medan. Kami membeli Teri Medan, Sirop Terong Belanda, Sirop Markisa, dan Bika Ambon, tentunya.

Bagi yang menyukai arsitektur dan sejarah, dapat mengunjungi Istana Maimoon dan Masjid Raya Al-Mansun. Walau kondisi Istana Maimoon terlihat agak suram, namun detail pewarnaan dinding dan ornamennya bagus sekali.

Kami juga sempat singgah di Masjid Raya Al-Mansun untuk shalat sekaligus foto-foto. Wah begitu masuk bangunan masjid ini, saya langsung terkagum-kagum ngeliat detail ornamen arsitekturalnya. Tingkat kedetailan dan keindahan ornamen arsitektural tempat ibadah ini benar-benar patut diacungi jempol. Sayang tidak sempat saya abadikan dengan kamera karena saat itu kamera saya titipkan ke Vebby.

Selesai menunaikan sholat, kami tertarik untuk jajan Es Tebu. PKL yang menjual Es Tebu ini ada di depan Masjid Raya Al-Mansun. Saya baru sekali itu minum Es Tebu asli. Jadilah saya terpana melihat cara prosesnya yang sederhana. Tebu digiling dengan sebuah alat, trus air tebu yang keluar diwadahi di panci besar. Lalu air perasan tersebut dituang ke gelas berisi es dan dapat langsung diminum. Satu gelas air tebu dapat diperoleh dengan Rp 3.000.

Seakan belum puas jajan, kami juga membeli satu bungkus Rujak Padang di seberang Masjid untuk cemilan di penginapan. Dengan Rp 8.000, Anda akan mendapat satu bungkus rujak yang melimpah dengan bumbunya yang enak, cukup untuk porsi 2 hingga 3 orang.

Lelah berkeliling Medan, kami kembali ke penginapan sebentar untuk bebersih sebelum berangkat jalan-jalan lagi setelah waktu mahgrib. Setelah tenaga kami kembali, jadwal malam itu adalah mengunjungi Sun Plaza, yang katanya adalah mal terbaru dan termewah di Medan, tapi kami ke sini hanya untuk membeli pasta gigi dan tisu basah.

Dari mal mewah itu, perjalanan kami berlanjut ke Merdeka Walk. Berhubung malam minggu, kawasan pujasera di pusat kota ini tampak ramai sekali. Suasana di Merdeka Walk ini seperti suasana di Bras Basah Malaysia atau jalan-jalan di Singapura saat malam hari. Atau kalau versi lokalnya, mirip Benton Junction di Lippo Karawaci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com