Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Bercadar Bunuh Diri, 40 Tewas

Kompas.com - 28/12/2010, 06:22 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com — Seorang wanita yang tertutup dalam burka dari kepala hingga kaki telah melakukan pengeboman bunuh diri dan menewaskan lebih dari 40 orang di Pakistan.

Penggunaan wanita sebagai pengebom mungkin akan memperumit upaya pasukan keamanan Pakistan untuk membendung gelombang serangan bunuh diri yang meluas karena akan lebih sulit untuk melihat dan mencari penyerang yang memakai burka (cadar) dalam masyarakat suku yang konservatif.

Pengeboman pada Sabtu lalu itu menunjukkan kemampuan ulet gerilyawan untuk menyerang meskipun ada serangan militer terhadap mereka.

Wanita itu meledakkan dirinya di tengah kerumunan laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang menuju ke arah pusat pendistribusian pangan Program Pangan Dunia (WFP) di wilayah Bajaur di perbatasan Afganistan.

"Pada awalnya ada kebingungan mengenai apakah penyerangnya itu seorang pria atau seorang wanita, tapi sekarang kami telah menentukan bahwa (itu) adalah wanita," kata pejabat senior pemerintah Sohail Ahmed.

Beberapa pejabat pemerintah di Bajaur mengatakan, mereka telah menemukan kepala, burka, dan pakaian pengebom itu.

Peristiwa 2007

Pada 2007 silam, seorang wanita juga meledakkan bom di dekat sebuah pos pemeriksaan militer di kota Peshawar di Pakistan barat laut pada 2007, tetapi ia tidak menewaskan seorang pun kecuali dirinya.

Pada Sabtu, wanita itu awalnya melemparkan granat kepada orang-orang yang menuju ke arah pusat pangan untuk menerima bantuan sebelum meledakkan dirinya. Sebanyak 43 orang tewas dan lebih dari 60 orang terluka dalam serangan itu.

"Jika gerilyawan menggunakan wanita lagi untuk serangan seperti itu maka akan menjadi problem yang sangat besar bagi pasukan keamanan," kata Rahimullah Yusufzai, seorang pakar mengenai masalah suku dan gerilyawan.

"Mereka tidak memiliki cukup wanita (dalam) pasukan polisi dan (meskipun) mereka memiliki wanita polisi karena kebudayaan konservatif kami, orang-orang tidak menginginkan wanita mereka menjadi sasaran pemeriksaan badan. Itu akan menjadi problem besar."

Serangan itu terjadi setelah pertempuran antara pasukan keamanan dan gerilyawan di wilayah Mohmand yang berdekatan, yang menewaskan 11 tentara dan 40 gerilyawan, kata pemerintah.

Gerilyawan mempersoalkan korban tewas resmi itu. Militer Pakistan telah melakukan serangkaian serangan di daerah suku Pashtun, yang dikenal sebagai pusat gerilyawan global dalam beberapa tahun belakangan, yang menewaskan ratusan gerilyawan dan menghancurkan banyak benteng pertahanan.

Namun, gerilyawan masih dapat menyerang kembali dan melanjutkan serangan bunuh diri dan serangan bom di negara itu, yang menewaskan ratusan orang.

"Markas besar gerilyawan telah hancur ... mereka telah melarikan diri dan itulah mengapa mereka sekarang menyerang sasaran empuk," kata PM Yusuf Raza Gilani kepada wartawan dalam komentar yang disiarkan oleh televisi setempat.

Serangan bunuh diri itu ditargetkan kepada anggota-anggota Salarzai, suku besar pro-pemerintah yang mendukung serangan militer terhadap gerilyawan.

Anggota-anggota suku Salarzai memiliki peran penting dalam memobilisasi laskar atau milisi suku untuk membantu operasi militer pemerintah.

Juru bicara Taliban, Azam Tariq, menyatakan bertanggung jawab atas pengeboman bunuh diri itu dan mengatakan bahwa serangan tersebut adalah pembalasan terhadap kegiatan Salarzai terhadap Taliban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com