Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Minim, Daur Ulang Sampah Citarum

Kompas.com - 24/12/2010, 05:09 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Volume daur ulang sampah rumah tangga yang mengotori Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Kabupaten Bandung masih sangat minim. Padahal, selain mengurangi tingkat pencemaran lingkungan akibat zat kimia berbahaya, pengolahan kembali sampah dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar sungai.

Manajer Sumber Daya Manusia dan Hubungan Masyarakat PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Bisnis Saguling Agus Kurnia, Kamis (23/12), mengatakan, pencemaran akibat timbunan sampah yang kebanyakan berasal dari limbah rumah tangga dan pabrik memunculkan air lindi yang berpengaruh pada tingkat korosi (pengaratan) sistem alat pendingin di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling.

Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit energi yang menjual listrik ke PLN memanfaaatkan DAS Citarum untuk membangkitkan PLTA Saguling, Cirata, dan Jatiluhur. Secara tek- nis, sistem alat pendingin berbahan dasar tembaga dan kuningan sangat sensitif terhadap bahan kimia dalam air lindi. Apalagi, kualitas air Sungai Citarum kini terus terdegradasi.

Menurut Agus, pihaknya telah memulai program daur ulang sampah yang berawal di daerah tangkapan, yakni Cihampelas, Kabupaten Bandung. Lewat program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bidang lingkungan, Indonesia Power menghibahkan dua mesin daur ulang sampah, masing-masing senilai Rp 60 juta, kepada masyarakat yang membentuk koperasi.

Meski demikian, hingga saat ini volume sampah yang bisa didaur ulang koperasi beranggota 100 orang itu sangat terbatas. Jumlahnya hanya sekitar 12 ton botol mineral dan 7 ton plastik kresek per minggu. ”Yang sudah berhasil didaur ulang masyarakat tidak lebih dari 5 persen sampah di DAS Citarum, khususnya di wilayah Cihampelas,” ucap Agus.

Nanti akan dibentuk plasma-plasma warga di sekitar DAS Citarum untuk mendaur ulang sampah di sekitar tempat tinggalnya. Sampah-sampah tersebut akan diolah dan dijual sebagai tambahan pendapatan masyarakat.

Relokasi pembangkit

Sementara itu, di sela-sela temu media di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Sekretaris Perusahaan PT Indonesia Power Noesita Indriani mengungkapkan, pihaknya telah merelokasi dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sunyaragi, Cirebon, dengan daya 34 megawatt (MW) ke luar Jawa-Bali. Relokasi ini dilakukan setelah sistem kelistrikan Jawa-Bali memperoleh tambahan pasokan dari proyek listrik 10.000 MW.

”Kami masih menjajaki relokasi mesin pembangkit dari PLTG Cilacap. Semuanya untuk membangkitkan listrik di Sumatera bagian tengah dan selatan. Kebetulan kedua daerah itu punya cadangan gas,” ungkapnya.

Menurut Noesita, relokasi pembangkit ke wilayah Sumatera merupakan penugasan PLN. Dia menampik anggapan bahwa pembangkit yang direlokasi sudah tidak laik operasi. ”Umur mesinnya memang sudah tua, tapi secara teknis keandalannya terjamin sehingga mampu memperkuat pasokan listrik di luar Jawa,” tuturnya. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com